"Menurutku sih," ia senyum dengan menutupi mulutnya
"Enggak" lanjutnya
Saat itu aku tersadar, sudah waktunya untuk menyusun strategi dan jadwal belajar, kubuat jadwal belajar dan mulai merealisasikannya satu persatu, walau tidak selalu berjalan mulus. Kuikuti bimbel selama dua hari penuh, dan selama seminggu di tempat yang berbeda.
Terdapat sebuah pengumuman, bahwasanya tes kemenag tahun ini menggunakan tes toefl, hal tersebut tentu membuatku dan calon peserta tes lain kebingungan, karena hal tersebut baru terjadi tahun ini, kucari informasi sebanyak mungkin, tapi masih belum menemukan titik temu, dan kuputuskan untuk membeli buku tentang toefl, dan kubuka website Modern Standar Arabic, akhirnya aku mendapatkan gambaran yang lebih jelas, tapi tidak semua materi dapat di akses secara gratis, dan kuputuskan untuk membeli buku yang lain, walau saat itu hanya tersisa beberapa hari sebelum pelaksaan tes.
Kali kedua melaksanakan Tes Seleksi Kemenag, tes yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, terdapat dua tahap, tahap pertama adalah tes toefl, bagi yang lulus tes tahap pertama dapat melanjutkan tes tahap selanjutnya, yaitu tes lisan yang terdapat sedikit perbedaan dari tes tahun sebelumnya, karena selain tes kecakapan bahasa arab, hafalan Alquran dan qira'atul kutub, terdapat pula tes tentang wawasan keislaman dan kebangsaan.
Tentu aku tidak ingin kesalahan yang sama terulang untuk kedua kalinya, setelah belajar semaksimal mungkin, kini saatnya melangitkan doa dan meminta do'a kepada orangtua, keluarga dan teman. Terlebih beberapa saat sebelum pelaksanaan tes, kupanjatkan do'a semaksimal mungkin dan berusaha untuk menjaga hati dan pikiran agar tidak melakukan dosa yang kelak menjerumuskan diri. Alhamdulillah aku dapat mengerjakan soal tanpa ada kendala yang berarti.
Ketika sedang berada di rumah teman, muncul pengumuman hasil seleksi tes kemenag tahap pertama, bersanding namaku diantara ribuan peserta yang juga lulus seleksi, hal tersebut membuatku senang, sedih, dan takut, aku senang karena menjadi bagian dari mereka yang lulus, tapi sedih karena beberapa seperjuanganku tidak lulus, dan takut mengecewakan orang-orang terdekat.
Seperti halnya tahun lalu, aku membuat rencana kedua, kuputuskan untuk mengikuti tes di PUSIBA (Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab), walaupun setelah berdiskusi dengan beberapa teman yang mana mereka tidak begitu merekomendasikan pilihanku, aku tetap melakukan tes tersebut karena telah mengantongi izin dari kedua orangtuaku. Dan dengan berat hati kuputuskan untuk berhenti dari Ma'had Al-Imarat dan Himi Persis.
Tes tahap kedua membuatku sedikit lebih nervous, karena ada beberapa ayat Alquran yang belum di murajaah, dan ada sedikit kekhawatiran karena takut mengecewakan orang-orang terdekat, tapi kali ini aku lebih mempersiapkan diri daripada tes tahun kemarin,
Tiba saatnya pelaksanaan tes tahap kedua, tes lisan. Beberapa saat sebelum tes, kupinta do'a kepada orangtua, kerabat, dan teman-teman, berharap salah satu do'a dari mereka mengantarkanku kepada kelulusan, tak lupa kupanjatkan do'a dan istighfar selama menunggu giliranku dipanggil.
 Ketika memasuki ruangan tes, kudapati dua orang penguji di tempat yang berjauhan, keduanya perempuan dan masih muda, hal tersebut membuatku sedikit lebih tenang.