Mohon tunggu...
Komunitas Lagi Nulis
Komunitas Lagi Nulis Mohon Tunggu... Penulis - Komunitas menulis

Komunitas Penulis Muda Tanah Air dari Seluruh Dunia. Memiliki Visi Untuk Menyebarkan Virus Semangat Menulis Kepada Seluruh Pemuda Indonesia. Semua Tulisan Ini Ditulis Oleh Anggota Komunitas LagiNulis.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebuah Perjalanan Meraih Mimpi

13 April 2020   21:21 Diperbarui: 13 April 2020   21:27 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Enggak takut?"

"Bukannya lagi konflik, ya?"

 Kubulatkan tekad untuk berkonsultasi kepada Guru BK, beliau merespon baik dan memberitahu bahwa akan ada seorang kakak kelas yang sedang menempuh studi di Universitas Al-Azhar untuk menyampaikan informasi terkait studi disana, akan tetapi belum ada kepastian waktu.

 Hari berganti, keraguan pun menghampiri, selayaknya perempuan pada umumnya, maka aku ceritakan keraguan tersebut kepada temanku, ia pun menguatkan.

 Hari yang ditunggu-tunggu datang, kakak kelas yang diberitahukan Guruku datang, beliau menyampaikan banyak hal menarik mengenai Mesir dan Universitas Al-Azhar, hal tersebut berdampak pada beberapa temanku, mereka tertarik untuk melanjutkan studi ke Universitas Al-Azhar, aku pun semakin memantapkan tekad dan memusnahkan segala keraguan.

 Liburan tiba, ini adalah saatnya aku memberitahukan cita-citaku kepada Umi dan Abi, kuungkapkan cita-cita ini kepada umi terlebih dahulu, beliau mempertanyakan kesungguhanku.

"Adek beneran mau kesana?" tanya beliau lesu

"Iya Mi, tapi itu juga kalau Umi ngizinin" jawabku

 Pikirku, mungkin hal ini berat bagi beliau, bagaimana tidak? Kami terlalu sering berpisah, karena beliau adalah seorang perawat, bekerja dari pagi sampai sore, terkadang ada sif malam, sehingga kami jarang bertemu dan kami harus berpisah sedari umurku 12 tahun karena aku masuk ke pesantren. Tidak seperti kakakku yang memutuskan untuk kuliah di Bogor, aku memutuskan untuk kuliah keluar negeri, yang jaraknya ribuan kilo meter dan hanya dapat ditempuh dengan pesawat.

 Berbeda dengan Umi, Abi mengizinkan dengan mudahnya, beliau juga sangat mendukung, kami saling bertukar informasi mengenai Al-Azhar dan Mesir.

 Mendengar hal tersebut, kakakku rupanya belum bisa menerima, ia kerap kali menyuruhku untuk melanjutkan kuliah di tempatnya berkuliah yang sama sekali bukan minatku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun