Oleh: Wanda
Jika kabut mampu mengelabui mata dengan sekelibatAkankah senyum dibibir mampu mengelabui hati yang terluka?
Jika karang mampu menghampas hati dengan sekejap
Akankah tawa yang keras mampu melepas jiwa yang panas
Terkadang melati yang indah juga mampu menyengat
Lebah yang ganas juga mampu menjelma menjadi lembut
Yang terlihat tak selalu jujur
Yang tertutup tak juga selalu berbohong
Arus deras tak selamanya menjadi arum jeram
Arus tenang juga tak selamanya menjanjikan keselamatan
ketika suku berbicara akan haknya
Maka hati terkejut diam terpaku
Lidah tak mampu membalas belit
Kepala dan mata menganalisa setiap ucapan
kewajiban kalah tertindas oleh hak yang tak semestinya
Bibir tak lagi mampu menyuguhkan senyum
Hati tak lagi sanggup mempersembahkan kedamaian
Diam dipaksa berbicara
Berbicara dipaksa bungkam
Ini takdirku
kewajiban tertelan oleh hak
Ini takdirku
melepas cinta dengan seonggok airmata