Mohon tunggu...
Kakthir Putu Sali
Kakthir Putu Sali Mohon Tunggu... Administrasi - Pecinta Literasi

Merindu Rembulan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Pemulung Tengah Malam

22 April 2018   02:59 Diperbarui: 22 April 2018   03:25 972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Langkah tengah malam menerobos kegelapan, deryit suara roda tak berminyak pada gerobak selusuri jalanan, seperti dalam bayang temaramnya malam, tak terlihat jelas akan roman di keremangan

Langkah kaki diseret tipiskan sandal jepitnya, berjaket tebal lusuh berbau, pada hatinya tak mau keduluan rekannya,  berhenti di antara tong sampah satu ke tong sampah lainnya

Sesosok lelaki tua nan misteri, mencari barang bekas di malam hari, entah apa yang sedang di tutupi, hingga malam dingin diterobosnya berjalan kaki

Semakin dekat wajah Pak Tua kian lirih, topi malam penuh tambalan pada sisi, hanya demi sesuap sarapan pagi, mengais rejeki saat orang lain lelap dalam mimpi

Mungkin ada rasa malu saat mencari pagi, hingga wajah malam pun di tutupi, mungkinkah demi anak istri, hingga rela selusuri jalanan sampai pagi

Lelaki tua penuh misteri, menjadi pemulung dini hari, ada niat tersembunyi, rela menutupi diri

Mengais rejeki seorang diri, mungkin gerobak kan penuh saat pagi, di timbang merubah jadi pundi, demi anak istri menantinya sarapan pagi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun