Langkah tengah malam menerobos kegelapan, deryit suara roda tak berminyak pada gerobak selusuri jalanan, seperti dalam bayang temaramnya malam, tak terlihat jelas akan roman di keremangan
Langkah kaki diseret tipiskan sandal jepitnya, berjaket tebal lusuh berbau, pada hatinya tak mau keduluan rekannya, Â berhenti di antara tong sampah satu ke tong sampah lainnya
Sesosok lelaki tua nan misteri, mencari barang bekas di malam hari, entah apa yang sedang di tutupi, hingga malam dingin diterobosnya berjalan kaki
Semakin dekat wajah Pak Tua kian lirih, topi malam penuh tambalan pada sisi, hanya demi sesuap sarapan pagi, mengais rejeki saat orang lain lelap dalam mimpi
Mungkin ada rasa malu saat mencari pagi, hingga wajah malam pun di tutupi, mungkinkah demi anak istri, hingga rela selusuri jalanan sampai pagi
Lelaki tua penuh misteri, menjadi pemulung dini hari, ada niat tersembunyi, rela menutupi diri
Mengais rejeki seorang diri, mungkin gerobak kan penuh saat pagi, di timbang merubah jadi pundi, demi anak istri menantinya sarapan pagi