"Ah, tugasmu adalah meminta semua ID line di tim perlengkapan. Gampangkan?"
"Oke baiklah, aku akan bertanggung jawab menjadi admin grup itu."
"Ah, termiakasih Luna. Aku jadi terbantu, sekarang aku mau ke seluruh tim untuk memberi tahu ini. Dah!" ucap Shinta sambil tangannya bersalaman denganku dan pergi begitu saja.
Line, aku juga menginginkan nomor Line dari Asra. Seorang lelaki yang menurutku menarik dan sedang bercanda bersama temannya di ruang koridor. Aku rasa dia sedang bercanda mengenai PR yang baru saja diberikan. Ahh, aku menginginkan ID Linenya. Namun, aku malu bertanya hal itu hanya kepadanya.
Pesan dari Lineku pun berbunyi, aku membuka kunci telepon genggam tertulis pesan dari kakak perempuanku yang bernama Sunny. Di layar telepon genggam tertulis, 'Hei Luna, kau pasti laparkan. Ayah dan ibu mengajak kita makan yakiniku di RFE Restaurant jadi cepatlah pulang atau kami tinggal.'
Melihat pesan itu pun, aku kembali bergegas hanya saja lebih berhati-hati dalam melangkah. Aku pulang ke rumah untuk menikmati yakiniku di RFE Restaurant. Aku pulang selalu melintasi kebun, sawah, tempat pemancingan, bahkan tempat pemakaman umum Pondok Ranggon tak luput menjadi area jalan pulang.
Sore, kami selalu saja pulang sore setelah kegiatan klub. Aku merasa kami kerja akan jauh lebih parah dari ini dengan waktu libur yang jauh lebih sedikit. Menyebalkan, ya memang sedikit menyebalkan.
"Assalamuaikum!" ucapku di depan gerbang rumah.
"Walaikumsalam! Kau sudah pulang, cepat mandi dan ganti baju sana, kita akan makan di luar," Ucap Sunny.
"Aku akan cepat," ujarku sambil bergegas ke kamar mandi.
"Ayah cepat matikan TV-nya dan panaskan mobilnya, kita akan berangkat lho!" ucap ibu setelah selesai menyeterika baju.