Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

"Check and Ballance" Ruang Maya atas Isu Pilkada DKI Jakarta

13 Februari 2021   06:51 Diperbarui: 13 Februari 2021   06:56 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubernur DKI Jakarta dan Gibran. Foto: tribunnews.com.

Di ruang publik maya, kontraksi opini kian memanas karena polemik lain juga tengah digodok, yakni soal partai politik yang tengah mengalami turbulensi ruang internal. 

Partai Demokrat misalnya, saat ini hadir dengan isu besar mengenai kudeta pemimpin. Situasi ini, hemat saya ikut memainkan opini di ruang maya dengan cara menghadirkan isu lain terkait Gibran versus Anies.

Jika salah satu dari keduanya, baik Anies maupun Gibran egresif memberi komentar, maka dengan sendirinya, intervensi publik atas polemik internal Demokrat akan memudar. 

Pandemi opini di ruang maya memang mampu memberi perubahan pada dinamika "point of view" masing-masing kelompok dan individu untuk membuat sebuah strategi dan keputusan. 

Dalam hal ini, saya bisa katakan bahwa isu terkait Gibran versus Anies di Pilkada 2024 nanti adalah latar baik bagi kelompok tertentu untuk kembali melakukan reformasi. Ketika semua opini digiring ke isu Anies versus Gibran, orang tak lagi memberi perhatian terhadap polemik lain yang sebetulnya, tak kalah riuh sebelumnya.

Intervensi opini di ruang maya memang baik di satu sisi. Akan tetapi, di sisi lain, hal ini justru membuat kita lupa akan problem pokok yang tengah dialami masyarakat saat ini, yakni keluar dari masalah pandemi Covid-19 dan gejolak ekonomi. 

Isu-isu yang gemar dikermuni massa ruang maya, kadangkala membuat konsentrasi kita sebagai warga masyarakat terbagi -- antara menyelesaikan opini aktual tapi bukan faktual, atau memberi perhatian pada titik persoalan utama yang nilai unsur faktualnya lebih tinggi. Persis di sinilah, intervensi opini berlebihan bermain dan merusak perhatian bersama.

Cara Pak Anies dan Mas Gibran dalam menelaah isu politis, saya rasa cukup bagus untuk dicermati. Keduanya tetap mengedepankan proyek komunal yang tengah digarap bangsa ini. 

Jika proyek ini selesai, baru dengan agresif dan sedikit panas,  kita ataupun mereka memberikan komentar panjang. Saat ini, tetap tenang dan jangan gegabah. 

Ujian kebijaksanaan pemimpin memang teruji di saat intervensi opini politik menutup komponen masalah aktual yang tengah dicermati bersama. Tugas kita sekarang, ya tetap menjaga stabilitas suasana, jangan sampai cepat digerus arus isu yang berlebihan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun