Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger Indonesia

Teacher, Freelancer Writer

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Daun Itu Telah Menguning

25 Desember 2020   05:52 Diperbarui: 25 Desember 2020   06:02 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi, tahukah kamu, dia memamerkan "pagar" tua nya yang sudah rapuh itu sambil tersenyum. Senyumnya renyahnya sudah mengartikan dengan sangat jelas betapa senang dirinya. Aku tak memiliki perbendaharaan kata emas yang cukup untuknya. Sebagai gantinya, aku mencondongkan telingaku ke arahnya dan memanjakan telingaku untuk menyambut rangkaian kata yang terucap dari mulutnya.

"Aku telah layu, menguning dan waktuku tak banyak. Aku merasa sakit, seolah ada sesuatu yang memanah hatiku. Tapi aku tak bisa marah," lirihnya lemah. Dia memberi jarak yang panjang pada tiap kata yang diucapkannya. Aku melihatnya pasrah tapi tertekan. Aku merasa, lumbung perasaannya mungkin telah penuh dan tak mampu menahan lagi.

Mulutku tersenyum dan  terkunci, tetapi telingaku tetap terbuka. Telingaku telah menjadi corong pembuangan sesahnya. Aku pun tak tahu entah kemana sesah itu berlalu. Mungkin seterusnya akan begitu, tetapi hanya sebentar. Hari telah senja dan daun telah menguning.

Refleksi

Usia senja yang bahagia tak selalu menjadi milik semua orang. Laki-laki berusia senja itu tertawa tapi hatinya tidak. Saya menangkap kesan tidak bahagia dalam dirinya. Dia berusaha untuk keluar dari situasinya. Tetapi tampaknya ia merasa kesulitan untuk melakukannya. Dia terus berjuang untuk mempersembahkan hari tuanya dalam kedamaian.

Aku beranjak pulang. Tanpa sadar aku menoleh dan melihatnya terduduk. Ia sedang merangkai doa kepada Sang Pemilik Kebun.  Tapi aku tidak mengetahui apa yang dikatakannya. Namun,  saya berharap bahwa tindakannya akan semakin menenangkannya. Semoga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun