Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (Deepublish, 2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Implementasi Strategi Branding Melalui "Customer Experience Matrix"

3 Agustus 2021   07:06 Diperbarui: 4 Agustus 2021   06:00 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Customer experience matrix (sumber Harvard Business Riview)

Merek memengaruhi jenis pengalaman pelanggan yang kemungkinan besar memiliki dampak signifikan dalam membentuk perilaku pembelian.

Dengan memasukkan pangsa pasar ke dalam merek, dapat menempatkan merek ke dalam salah satu dari 4 kategori dalam "Customer Experience Matrix."

Customer experience matrix (sumber Harvard Business Riview)
Customer experience matrix (sumber Harvard Business Riview)

Pertama, Mass Market Brands

Market dengan pangsa pasar tinggi, sebaiknya menjadikan memorable experiences dibuat sederhana mungkin. Seperti Mc Donald's berinvestasi secara luas dalam menerapkan proses bisnis mulai dari hulu hingga hilir. 

Mulai dari rantai pasokan sampai delivery dan drive thru. Ciri dari mass market brands adalah bersaing dalam harga, pilihan, ketersediaan dan kemudahan untuk mendapatkan barang. Merek hendaknya memfokuskan pada frictionless experiences.

Kedua, Convenience Brands

Convinience brands umumnya bersaing dalam hal kemudahan yang dapat digunakan pelanggan untuk memenuhi kebutuhan mereka, misalnya supermarket dan maskapai penerbangan. 


Biasanya ada hambatan dalam meningkatkan skala lingkungan pelayanan mereka, seperti batasan geografis atau batasan pasar.

Convinience brands sering kali memiliki peluang strategi memorable experiences yang lebih besar dibandingkan frictionless experiences.

Ketiga, Boutique Brands

Boutique brands biasanya bersaing dalam ingatan memorable experiences. Dalam beberapa kasus, jenis frictionless experiences akan meningkatkan memorable experiences. 

Namun memorable experiences dapat ditingkatkan melalui perjalanan pelanggan yang terencana dan mendalam. Misalnya toko pakaian harus memperhatikan kenyamanan konsumen selama berbelanja, mulai dari pengalaman mencari barang, fitting room, dan membayar di kasir.

Keempat, Gravity Brands

Merek dalam kategori gravity brands ini termasuk langka, beberapa orang menganggap sebagai merek aspirasi. Sedangkan yang lain menganggap mereka sebagai gravity brands karena mampu meningkatkan pangsa pasar terlepas dari kekuatan alam yang cenderung membatasi pertumbuhan perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun