Mohon tunggu...
Kopi santri
Kopi santri Mohon Tunggu... Lainnya - Berpeci pecinta kopi

Membaca atas nama Tuhan, Menulis untuk keabadian, Bergerak atas dasar kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pahami Macam-Macam Nafs dalam Diri Manusia

28 Januari 2022   00:31 Diperbarui: 28 Januari 2022   00:39 1735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian, bagaimana kita dapat belajar mengendalikan diri kita dan meninggalkan tingkatan nafs tirani ini? Lantas bagaimana kita dapat mengubah sifat buruk kita menjadi sifat baik dan positif? Tentu saja mungkin untuk mengubah hal tersebut dalam satu waktu. Salah satu contoh yang bisa kita terapkan adalah kita mengubah kekikiran menjadi kedermawanan meskipun pada fase awal akan terasa memeberatkan, kemudian kemarahan menjadi pengertian, dan keserakahan menjadi ketidakterikatan. Selain itu, kita juga diharuskan untuk menyucikan dan membuka mata hati kita agar memiliki pandangan luas tentang alam semesta dan kebesaran Allah Swt. Karena salah satu cara yang paling efektif ialah menyucikan hati kita melalui praktik melepaskan/menanggalkan pakaian duniawi dan mengingat Tuhan. Karena hanya Tuhanlah yang dapat memancarkan cahaya hati dan membuat kita peka terhadap kinerja nafs, Syekh Nurbakhs menulis, "Perhatian yang terus-menerus terhadap Tuhan melahirkan ingatanterhdap-Nya, yang memunculkan kepekaan akan hal-hal lain dari alam sadar seseorang yang menyebabkan hasrat nafs secara perlahan terlupakan. Perhatian terhadap Tuhan secara terus-menerus menyebabkan perubahan perlahan dari sifat murid nafs menjadi sifat Tuhan."

Diagram Nafs Tirani

Ada sebuah diagram jiwa yang sangat mendekati model transformasi sugi. Diagram tersebut dikembangkan oelh Robert Assagioli, salah seorang psikiater yang mempelajari teori Freud dan Jung. Saya telah mengadaptasi diagram tersebut agar cocok dengan model tujuh tingkatan nafs, pada diagram dasar ini, bagian ketiga tertinggi dari lingkaran, yakni alam tak sadar atas, mewakili bagian jiwa spiritual, transendental, atau transpersonal.

Alam-bawah-sadar tengah mencakup wilayah kepekaan, atau bagian kesadaran saat ini dari jiwa. Wilayah di luar lingkaran menyimpan memori-memori yang telah dilupakan, tapi mudah untuk kembali; contoh yang bisa kita pelajari ialah pada posisi "Aku" ditempatkan di pusat alam bawah sadar (alam bawah sadar tengah). Ia pusat kesadaran kita, pemahaman yang terbatas mengenai jati diri kita. pada kata "Aku" ini terdapat kemampuan untuk mempengaruhi pengalaman kita dengan melalui sentuhan kepekaan kita, yang kemudian mengembangkan atau menyusutkannya.

Kemudian, alam bawah sadar atas adalaha wilayah pengalaman manusia secara dramatis ditemui dalam pengalaman mistik atau keagamaan yang mendalam. Pada masa-masa tersebut, kita dapat merasakan bahwa tabir antara kita dengan Tuhan secara tiba-tiba terangkat. Lalu kita kita merasakan kehadiran Tuhan jauh lebih mendalam dari sebelumnya, dan itu seringkali berupa sifat-sifat Tuhan yang mendalam seperti cinta, kasih sayang, keindahan, dan sebagainya.

The regretful Nafs (Nafs Penuh Penyesalan)


Under the reign tyrannical nafs, we are basically unawere and unconscious. We cannot see the state we are in, and we do not realize the harm we do to ourselves and other. Even though it is week and faint at first, as the light of faith and inner understanding grows, we begin to see ourselves clearly, perhaps for the firs time.

In the Koran, the original reference to the regretful self, the nafs lawwama, is, "I call to witness the regretful self." (75:2)

Di bawah kendali kekuasaan nafs tirani, pada dasarnya kita tidak peka bahkan lalai dan tidak sadar. Bahwasannya kita tidak dapat melihat wilayah atau ranah posisi keberadaan kita, dan tidak meyadari bahwa bahaya yang kita peruntukkan bagi diri kita sendiri dan orang lain. Meskipun demikian, ia bersifat lemah pada mulanya, namun begitu cahaya iman dan pemahaman batiniah tumbuh, kita mulai melihat diri kita secara jernih, dan hal itu mungkin kali pertamanya.

Di dalam Al_Qur'an, terdapat ayat yang menyebutkan nafs yang penuh penyesalan ini sebagai Nafs lawwamah. Mereka yang berada pada tingkatan ini bagaikan para pecandu yang kemudian akhirnya menyadari dampak kecanduan tersebut. Mereka telah membahayakan diri mereka dan juga orang-orang di sekitarnya. Namun sayangnya, betapapun jelas dan sakitnya, kesadaran tersebut tidaklah cukup untuk menghilangkan kecanduan mereka. Dalam hal ini membutuhkan obat yang jauh lebih kuat

  • Kota Nafs Yang Penuh Penyesalan

Seseorang yang melalui tingkatan ini memohon kepada Tuhan untuk memperbaiki kesalahannya dan memulai kembali dengan laku kebaikan. salah satu kecenderungan negatif tingkatan nafs ini adalah kemunafikan. Karena kita memiliki pengetahuan mengenai jelan hidup yang benar, tetapi justru kita cenderung mengabaikan bahkan berupaya mencari cela dengan berbagai dalih demi membenarkan perbuatan atau tindakan yang jelas-jelas merugikan diri kita dan juga orang lain. Bertentangan dengan nafs tirani yang tidak memiliki malu, manusia pada tingkat ini terbawa oleh apa yang dianggapnya baik, meskipun ia tidak mampu mendapatkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun