Mohon tunggu...
Kopi santri
Kopi santri Mohon Tunggu... Lainnya - Berpeci pecinta kopi

Membaca atas nama Tuhan, Menulis untuk keabadian, Bergerak atas dasar kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pahami Macam-Macam Nafs dalam Diri Manusia

28 Januari 2022   00:31 Diperbarui: 28 Januari 2022   00:39 1735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu malam Syekh Muzaffer pergi makan malam bersama sekelompok orang di sebuah restoran mewah di Istanbul. Sang pelayan menghampiri meja mereka dengan membawa botol anggur dan minuman keras lainnya. Salah seorang dari kelompok tersebut dengan marah menegur sang pelayan, "Tidakkah kamu mengenal beliau adalah seorang guru agama terkenal? Sungguh berani kamu membawa minuman keras ke meja kami?"

Syekh Muzaffer pun segera menukas, "Jangan marah. Pelayan ini hanyalah melaksanakan pekerjaannya. Restoran ini mendapat keuntungan terbesarnya dari minum-minuman ini. Kita tidak boleh melenyapkan mata pencaharian pelayan kita ini. Pelayan, letakkanlah botol-botol ii di atas meja." Mereka pun menghabiskan makan malam dengan botol-botol tersebut tetap berada di atas meja, tanpa disentuh.

Pendekatan Malamatiyyah adalah asketisisme psikologis yang canggih, ilmu mengenai mengorbankan hasrat akan pujian maupun penerimaan orang lain. Dalam upayanya untuk menghilangkan ketidaktulusan, orang-orang Malami menghilangkan seluruh ego negatif yang menyuburkannya, khususnya hasrat untuk dikenal dan dihargai.

Rumi Menceritakan sebuah kisah tentang pemburu naga yang mendaki gunung untuk menangkap sang naga. Ia akhirnya menemukan tubuh naga besat yang membeku, berada di dalam sebuah gua, di atas puncak gunung yang tinggi. Ia membawa tubuh tersebut ke Baghdad dan memamerkannya di tepian sungai. Ratusan orang datang untuk melihatnya, ketika matahari secara perlahan menghangatkan tubuh naga tersebut, ia pun mulai terbangun dari tidur musim saljunya. Orang-orang menjerit dan saling berdesak-desakan, banyak di antara mereka yang terbunuh. Sang pemburu naga dilumpuhkan oleh rasa takutnya, lalu sang naga pun melahapnya dalam sekali telan.

Kebuasan seperti itu amatlah mudah bagi sang tiran.

Nafs adalah bagaikan seekor naga: bagaimana mungkin ia mati? Ia hanyalah membeku karena tiadanya keburukan.


Biarkan sang naga dalam dirimu tertidur.

Jika dibangunkan, maka ia akan melahapmu.

  • Kota Nafs Tirani

Ada sebuah manuskrip mengenai diri yang ditulis dengan indah oleh Syekh Naqsabandiyah pada kurun waktu 150 tahun yang lalu. Sang Syekh memerintahkan untuk tidak menerbitkannya sampai ia meninggal dunia. Ia pun menggambarkan setiap stasiun diri sebagai kota, satu sama lainnya saling menempati. Syekh Safer berkomentar bahwa manuskrip tersebut adalah salah satu karya tasawuf yang paling berguna dan penting, dan seluruh darwis Jerrahi harus membacanya.

Mengendalikan Nafs Tirani

Syekh Nurbakhs, yang juga seorang psikiater, mengemukakan sebuah pokok penting bahwa nafs tirani ini seharusnya tidak pernah dihancurkan, melainkan ditransformasikan menjadi sifat-sifat dan perilaku yang baik. Menghancurkan diri tirani kita sama saja dengan menghancurkan diri kita sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun