Mohon tunggu...
Kopi santri
Kopi santri Mohon Tunggu... Lainnya - Berpeci pecinta kopi

Membaca atas nama Tuhan, Menulis untuk keabadian, Bergerak atas dasar kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pahami Macam-Macam Nafs dalam Diri Manusia

28 Januari 2022   00:31 Diperbarui: 28 Januari 2022   00:39 1735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian, pada sebahagian orang yang didominasi oleh nafs tirani ini kemungkinan bisa melakukan amalan-amalan keagamaan, namun hanya berupa eksistensi belaka yang dirancang dengan sedemikian rupa demi mencapai penghargaan dari orang lain atau dari teman-teman dan manager di perusahaannya.

Menurut salah seorang Syekh mengatakan bahwa nafs itu merupakan sifat yang menjadi tenang jika hanya dalam ketidak jujuran, dan menjadi tenang pada sesuatu yang tidak melibatkan Tuhan (Allah). Sebab, nafs itu tidak akan tunduk pada jalan Allah. Pada tingkatan pertama ini kita diperintahkan oleh kecerdasan di dalam diri kita. ini merupakan kecerdasan yang tanpa disertai keimanan terhadap suatu di luar diri kita baik dari segi lahiriah maupun batiniah. Ia berbakti pada hal yang bersifat penggudangan/penumpukan harta benda dan kekayaaan, serta kepuasan ego tanpa memperdulikan dampak dari akibat yang akan terjadi ke depannya. Beberapa contoh yang bisa dijadikan sudut pandang yakni: pada para koruptor yang memakai berbagai cara dan upaya untuk mendapatkan keuntungan bagi dirinya sendiri tanpa memikirkan dampak yang akan didapatny serta masyarakat yang mempercayainya.

  • Kecanduan Terhadap Tuntutan Nafs Tirani

Kebanyakan dari kita yang berada pada tingkatan ini adalah budak-budak kesenangan pribadi. Sebagai contoh yang sering kita temukan di kehidupan sehari-hari (prostitusi, psikopat, koruptor, dan sebagainya. Kemudian, pada tingkatan ini kita merupakan pecandu yang kerap kali menyangkal. Dalam artian didominasi oleh ketergantungan yang tidak bisa kita kontrol. Terkecuali kita memang menyadari bahwa kita sedang didominasi oleh nafs tirani kita. kemungkinan kita bisa saja mengendalikannya dengan berbagai upaya.

Lebih lanjut, nafs menginginkan setiap orang untuk selalu memandang kita dan menganggap kita baik bahkan yang terbaik dari yang lainnya. Para guru Sufi sekelas Al-Ghozali menggambarkan sebagai berikut.

Salah satu sifat buruk yang tersembunyi dan penyakit rahasia nafs adalah senang dipuji. Barang siapa yanf meneguk air darinya maka akan menggerakan tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi dalam sekejap mata. Tanda penyakit ini tidak lain ialah pujian, yakni ia akan jatuh ke dalam lembah hayalan dan kelalaian.

  • Gambaran Nafs Tirani

Beberapa sufi menggambarkan kedinamisan tingkatan diri ini sebagai berikut.


Pada tahap awal jalan spiritual, selama seseorang masih berada di bawah pengaruh dan perintah nafs, maka hal tersebut dikenal sebagai nafs yang memerintah. Lebih lanjut, pada situasi ini yakni ketika nafs masih mengakar kuat di dalam alam materi, ia tidak pernah berhenti berusaha menarik rohani dan hati untuk menguasainya agar dapat menurunkanny ke tingkat yang lebih rendah. Tentunya ialah ke tingkat di mana nafs tersebut terbentuk. Secara terus menerus terus menyuguhkan dirinya sebagai objek pujian yang menarik, sehingga tanpa disadari membawa rohani yang agung dan suci menuju kehinaan dan mencemarkan hati nurani dengan berbagai tipu daya muslihat.

Pada kebanyakan situasi, aspek luar nafs berbeda dengan aspek dalamnya. Ia bertindak berbeda ketika sedang berhadapan dengan orang lain, secara tidak sadar kita akan berpura-pura jujur di hadapan mereka, sementara ketika mereka tidak ada, maka wajah aslinya pun akan nampak dan melakukan berbagai keburukan. Hal ini perlu kita waspadai dalam kehidupan sehari-hari, adapun cara pengendaliaanya yaitu dengan ketulusan dari diri kita.

Nafs, tidak pernah bersifat konstan. Secara terus-menerus, ia tunduk terhadap prasangka-prasangka dan dorongan hati, hanya menginginkan untuk menyelesaikan segala sesuatu dengan segera. Geraknya berubah-ubah dan tidak dapat dipercaya: ia tergesa-gesa untuk memenuhi hasratnya, bertindak secara terburu-buru. Beberapa orang suci memberinya persamaan dengan sebuah bola yang menggelinding sembarangan menuruni lereng, dan terus-menerus berputar. Sifat ini hanya dapat dihilangkan dari nafs melalui kesabaran.

Perlu diingat juga bahwa poin-poin di atas merujuk pada tingkatan nafs yang terendah. Sebagian orang terjebak di tingkat ini. Sedangkan sebahagian yang lain mampu menjalani kehidupan yang relatif etis dan normal, dan hanya sekali terjebak oleh pengaruh nafs tirani ini.

  • Menangani Ego Negatif

Tidaklah mudah untuk mengendalikan ego negatif yang tak pernah puas, yang terdapat pada tingkat nafs tirani. Latihan meditasi semata tidak akan berhasil. Bahkan, ia kerap memunculkan kesombongan yang melambung. Sufi Bayazid berkata, "Tabir yang paling tebal antara manusia dan Tuhan adalah kearifan kaum arif, ibadah para ahli ibadah, dan ketaatan para hamba yang saleh."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun