Â
Bolehkah aku, menggengam kembali kenangan yang pernah terampas oleh takdir?
namun bagaimana lagi aku harus memulainya?
terlihat bodoh di hadapan yang mulia cinta...
Mengapa angin buritan tak mengajakku pergi menjauh saja?
Hanyutkan kapal kayu sederhana yang dulu pernah sengaja kita tambatkan,
walau tahu simpulnya terlalu lemah...
biarlah hanyut bersama debur ombak,Â
agar kubisa semakin menjauh dari pantaimu yang teduh
dan terus mengembara di laut kenang tentangmu
Sesungguhnya , aku berada pada sunyi tak bernama
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!