Janganlah engkau terbangun ketika aku mengusap wajahmu. Aku ingin menghitung guratan keriputmu. Jumlahnya banyak dan berlika-liku, persis seperti perjalanan hidup kita.
Dan ketika aku menatapmu kosong, itu bukan karena aku bosan. Begitu lama bersamamu, setiap detik begitu berharga. Itu karena dirimu begitu sabar menghadapi diriku yang uring-uringan.
Cahaya kamar redup, itu adalah inginku. Agar engkau tak bisa melihat jelas wajahku. Yang mungkin bisa saja menangis ketika menghadapi kegagalan. Sayang, aku tak sekuat itu.
Malam semakin larut, ketika engkau mengingau. Tak jelas apa katamu, tapi itu tidak terlalu penting bagiku, engkau masih mencintaiku. Kalau pun tidak begitu, biarlah aku berpikir seperti itu... engkau akan selalu mencintaiku
Saat engkau bangun esok pagi, janganlah membangunkanku. Mimpi itu terlalu indah. Dikau memiliki sayap. Kita terbang ke atas langit, menembus awan, dan mengarungi dasar lautan. Begitu indahnya...
Dan saat aku terbangun, semua keindahan itu masih berlanjut. Karena aku akan mencarimu... Dan mengecupmu sayang.
**
Acek Rudy for Kompasiana