Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Tradisi Sasauran: Membangunkan Sahur dengan Semangat

20 Maret 2024   19:01 Diperbarui: 20 Maret 2024   20:19 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pribadi/FB Isur Suryati 

Di tengah syahdunya bulan Ramadan tahun ini.  Tradisi Sasauran di kompleks perumahan tempat saya tinggal, yakni Perum Jatihurip menghadirkan kehangatan dan semangat di saat dipaksa bangun, ketika sedang enak-enaknya tidur.

Sasauran, sebuah kata yang merujuk pada kegiatan membangunkan sahur dalam bahasa Sunda, memiliki makna yang dalam dan penting bagi masyarakat setempat. 

Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang asal usul, pelaksanaan, dan makna dari tradisi Sasauran, serta melihat beberapa contoh yang menarik dari pelaksanaannya di beberapa desa di Sumedang.

Berikut adalah link video YouTube tradisi sasauran di komplék perumahan tempat tinggal saya:

https://youtube.com/shorts/z90oL8KWYSk?si=saYQEplgkJy2ONZ7


Asal Usul dan Makna Tradisi Sasauran

Tradisi Sasauran memiliki akar yang dalam dalam budaya Sunda. Kata "Sasauran" berasal dari kata "saur" yang berarti sahur, dan "aur" yang berarti membangunkan.

Jadi, secara harfiah, tradisi ini bermakna membangunkan orang untuk sahur. Tradisi ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Jawa Barat, terutama selama bulan Ramadan.

Lebih dari sekadar kegiatan membangunkan, Sasauran memiliki makna yang lebih mendalam. Tradisi ini merupakan pengingat bagi masyarakat akan pentingnya ibadah di bulan Ramadan. 

Di balik riuh rendahnya alat musik tradisional yang mengiringi Sasauran, terdapat pesan moral yang disampaikan, yaitu kebersamaan dalam beribadah dan gotong royong dalam menjalankan kewajiban agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun