Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Surat Terbuka untuk Mas Kevin dan Tim Kompasiana, untuk Acara A-Z Live Blogshop K-Rewards

26 Juli 2020   17:47 Diperbarui: 31 Oktober 2022   06:26 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Biasanya sih, setelah acara Live Blogshop di Kompasiana, banyak artikel tanggapan yang berseliweran. Sadar gak sih, kali ini sepiii banget, atau apa memang sudah ada, dan saya ketinggalan ya?

Entahlah, apa karena tema kurang menarik, seiring banyaknya komen dari Kompasianer bahwa K-Rewards gak penting-penting amat, atau memang malu-maluin untuk mengomentari sistem K-Rewards yang jelimet?

Bagi saya sendiri sih, penjelasan Mas Kevin Legionardo udah komplit, sekomplit martabak komplit. Gak ada lagi yang perlu dipertanyakan.

Nah, jika emang belum ada yang menulis, maka biarkanlah saya dengan segala kerendahan hati dan semangat "kepo asli" memberanikan diri untuk menulis artikel ini.

Namun yang ingin saya sampaikan disini bukanlah protes terhadap sistem K-Rewards, bukan pula aturan jelimet yang dibuat oleh Kompasiana, ataupun keberadaan Mimin Kompasiana yang masih terkesan angker hingga saat ini.

Nah, tanpa bermaksud menghina siapa-siapa, dan tanpa bermaksud untuk menggurui, saya ingin menyampaikan unek-unek setelah mengikuti blogshop ini.

Setidaknya ada belasan hal yang terasa cukup menganggu proses konsentrasiku selama acara berlangsung. Apa saja tuh?

Masker Sang Legionardo.

Maaf nih Mas Kevin, pada menit [01:10], ada suara yang meminta anda untuk melepaskan masker, dan anda jawab dengan "Pake masker? Kan social distancing, tidak boleh buka masker."

Dengan segala hormat, saya merasa pusing dengan masker yang anda gunakan untuk satu alasan yang jelas:

"Aku tidak dapat melihat wajahmu yang tampan, Mas."

Salah satu alasanku suka dengan Kompas TV, karena aku dapat melihat dengan jelas wajah Aiman Witjaksono, Rosiana Silalahi, Astrid Wibisono, karena mereka tidak menggunakan masker. (kecuali jika sedang siaran di luar studio).

Nah, berbicara dengan menggunakan masker, akan menutup seluruh wajah, sehingga ekspresi body language yang seyogyanya "harus ada" dalam setiap acara public speaking, serasa hilang tertelan bumi.

Senyuman jadi hambar, suara tidak jelas terdengar, nafas ngos-ngosan, belum lagi gerakan tambahan yang saya hitung lebih dari 30 kali "hanya" untuk memperbaiki posisi masker. Serius, menganggu banget!

Jika wajah tidak kelihatan dengan penuh, jujur saja, pesan tidak akan tersampaikan dengan penuh juga. Bayangkan di saat anda mengatakan "Udah capek nih", yang aku yakini bahwa anda sedang bercanda, serasa sedikit mengerikan.

Karena maskermu yang menutupi senyuman indahmu, membuatku serasa bertemu "garong" yang mengatakan "Cepatan, harta atau nyawa, Udah capek nih." (Maafkanlah imajinasiku yang liar).

Nah, ini tentu penting, karena selama acara, anda cukup sering mengucapkan kata "capek." Saya mencatat, setidaknya ada 4 kali, yaitu pada menit ke [11:41]. [14:00], [44:19] dan [54:38].

Tentu ini adalah candaan yang bagus, jika anda memperlihatkan senyuman indahmu, sayangnya tidak. Atau memang anda sudah sangat capek, karena masker menghalangi aliran nafas? Semoga tidak.

Anda berbicara terlalu cepat, dan hal ini sudah diperingatkan dua kali oleh produser, yakni pada menit ke [09:18] dan [14:04]. Sayapun tipe pembicara cepat, jadi sama sekali tidak mempermasalahkan ini.

Tung Desem Waringin, si motivator top Indonesia juga berbicara cepat, namun bedanya, ia tidak menggunakan masker saat sedang presentasi.

Tutupan masker membuat suara anda kurang jelas, ditambah lagi, gerakan bibir yang bisa membantu orang untuk memahami kata-kata, sekarang sudah sama sekali tak terlihat.

Tentu aku tidak dalam kapasitas untuk melarang anda menggunakan masker, namun ini adalah acara on-line dalam studio, yang jauh dari kerumunan massa. Apakah penggunaan masker bisa mendapatkan dispensasi?

Penguasaan Materi.

Bukan bermaksud menuduh anda tidak memahami materi, namun ada kesalahan (masih akibat masker), sehingga anda sering salah menyebutkan peletakan kata Kompasiana dan Kompasianer.

Yang paling jelas terjadi pada menit ke [19:29], kata-katanya seperti ini. "Serentak tuh dana, dana terkirim secara real time, serentak, semua yang dapat kompasiana..." lalu buru-buru pindah ke subyek lain.

Belum lagi penggunaan bahasa inggris kurang dipahami oleh orang udik macam aku ini, menit ke [18:27] apa sih "Fun Facts?", menit ke [19:02] apa sih "membroadcast?"

Jika memungkinkan, lebih seringlah menggunakan bahasa Indonesia, agar konten lebih "ter-optimization." :)

Mas Kevin cukup sering menanyakan "masih ada nggak?" pada presentasi yang belum habis di menit ke [22:35] dan ke [29:54]. Nah ini, berarti bahwa yang membuat panduan presentasi sepertinya tidak berkoordinasi dengan anda.

Puncaknya pada menit [31:18], pada saat anda kembali menanyakan "masih ada nggak sih?" dan ternyata anda kelihatan begitu sumrigah, sambil mengatakan "cepat ya, saya kecepatan kali ya?" (sambil tertawa yang sekali lagi tidak kelihatan, karena ketutup masker). Ini maksudnya apa ya?

Ada yang sadar gak sih, Mas Kevin, juga banyak melakukan dobel presentasi, lho. Contohnya ya,

Pada menit ke [20:21], anda berhenti sejenak, untuk mencari sesuatu di hape anda. Yang ingin anda tunjukkan pada saat itu adalah Aplikasi Gojek, padahal pada menit [20:28] gambar Aplikasi Gojek sudah ada pada layar presentasi.

Pada menit ke [21:10], sekali lagi anda mengambil hape dan ditunjukkan pada layar mengenai Data Afiliasi Go-Pay, padahal pada menit ke [22.33], sekali lagi data tersebut muncul di layar pemirsahhh.

Pun pada menit ke [26:38], anda memperlihatkan topik pilihan dari layar hape, dan sekali lagi keterangan topik pilihan dengan mengkases ke http://www.kompasiana.com/topic kembali muncul di layar presentase pada menit ke [28:34].

Oke, tidak masalah, itu cara anda dalam berinteraksi, namun saya sungguh terganggu, karena gambar yang tidak jelas pada layar hape anda, telah menutupi wajahmu yang tampan.

Sesi Tanya Jawab.

Acara Live Bloghop ini, terdiri dari dua bagian, yaitu konten dan pertanyaan.  Sesi konten berakhir pada menit ke [32:35], dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab pada menit ke [32:36].

Ini sebenarnya bagian yang saya tunggu-tunggu, namun karena tidak sempat hadir tepat waktu, maka aku hanya melihat rekaman ulangnya saja.

Ada lebih dari 10 pertanyaan, yang terjawab. Pertanyaannya keren-keren, dan jawaban Mas Kevin juga memuaskan banget!!! Top Markotop!!

Sayangnya, kurangnya koordinasi diantara admin dan Mas Kevin sebagai pembawa acara, membuat Mas Kevin menjadi sibuk sendiri membaca dan menyeleksi pertanyaan yang bagus.

Saya catat ya:

Jeda antara pertanyaan pertama adalah 29 detik [32:37] ke [32:56]

Jeda antara pertanyaan kedua adalah 12 detik [33:47] ke [33:59]

Selanjutnya sudah lebih baik lagi, dengan rata-rata 3 hingga 10 detik. Namun bagaimanapun juga, jeda sangat menganggu. Selain menghabiskan waktu, juga mengerus(ak) pandanganku. Aku merasa diajak bengong untuk beberapa saat.

Nah, bisa gak nih beri sedikit saran. Biarlah admin yang menyeleksi pertanyaan, dan ditampilkan pada layar, agar pembaca tidak hanya mendengarkan dari Mas Kevin saja, namun juga dapat membaca pertanyaan dengan jelas plus nama yang bertanya.

Catatan tambahan, agar nama Kompasianer tidak salah disebutkan, seperti Mas Ozy Alandika yang mendapatkan nama baru "Ozy Alandiks alias Dik nya Mas Alan" pada menit ke [36:33].

Saya mendapatkan banyak informasi baru dari pertanyaan Kompasianer, khususnya dari Mas David, (kalau tidak salah, David F Silalahi) mengenai jumlah halaman (page) yang memengaruhi jumlah bacaan.

Ternyata jika sebuah artikel yang memiliki 4 halaman, dan semuanya dibaca, maka per halaman akan dihitung sebagai 1 lihatan (views). Nah, ini pun diakui oleh Mas Kevin sebagai pertanyaan yang bagus yang ia sebutkan sebagai "saya lupa jelasin" pada menit ke [50:07].

Dengan demikian, saya berharap agar presentasi berikutnya, dapat dibuatkan informasi yang lebih terperinci dan benar-benar baru bagi Kompasianer.

Sekiranya tim admin Kompasiana yang sibuk, mungkin bisalah meluangkan sedikit waktu untuk membentuk semacam grup fokus yang membahas materi apa sih yang kira-kira berguna oleh Kompasianer.

Wasana Kata:

Mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kelancanganku ini. Saya tidak bermaksud untuk memprotes kerjaan admin yang emang sudah pening. Mohon agar akunku jangan diberedel dan tulisanku ini tidak dihapus.

Acara A to Z blogshop telah merebut hatiku, sejak pertama kali ditayangkan pada tanggal 02.04.2020. Oleh sebab itu, penting bagi diriku untuk membuat surat terbuka ini.

Semuanya demi kemajuan bersama, agar acara berikutnya dapat lebih maksimal lagi.

Soal literasi, tidak perlulah saya berikan saran.

Mas Kevin, Mba Widha, Mas Nurulloh, semuanya dah keren banget deh, namun karena saya merasa bahwa dengan perubahan afiliasi media, konten Kompasiana tidak hanya literasi saja, namun juga akan menyentuh kepada ranah public speaking melalui media video, semacam Youtube Channel.

Maka sebagai anggota dari Indonesian Professional Public Speaker (IPSA), saya memberanikan diri untuk memberikan saran ini.

Semoga bermanfaat.

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun