Jam main liga yang digelar larut malam harus dihindari sebab kondisi hari yang sudah gelap dapat menyulitkan upaya pengamanan apabila terjadi kerusuhan, seperti yang terjadi di Kanjuruhan.
Meski korban jiwa kerapkali berjatuhan dalam pertandingan yang digelar larut malam, PSSI, PT LIB, dan pihak penyiar seolah tak mau tahu. Mereka bersikukuh menggelar laga pada jam 20.00, bahkan lebih larut, hanya demi mengejar rating. Sebagai regulator tertinggi dalam sepak bola Indonesia, PSSI terkesan takluk di hadapan PT LIB dan pihak penyiar.
Keputusan itu terbukti menjadi blunder yang menyebabkan tragedi kemanusiaan terbesar dalam sejarah sepak bola Tanah Air. Untuk mencegah tragedi yang sama, hendaknya kick-off dimajukan pada sore hari atau maksimal pukul 18.00.
Untuk diketahui, terdapat regulasi yang tertulis dalam UUÂ Sistem Keolahragaan Nomor 11 Tahun 2022. UU itu menyebut, suporter berhak mendapatkan jaminan keamanan dan keselamatan (Pasal 103). Oleh karena itu, keputusan yang dipilih PSSI, PT LIB, dan panpel sejatinya amat berlawanan dengan regulasi.
Sebelumnya panpel Arema juga berkirim surat agar jam kick-off dapat dimajukan. Langkah itu dilakukan atas rekomendasi dari pihak keamanan. Sayangnya, usulan dari Panpel tak disetujui pihak PT LIB.
Padahal, laga Singo Edan versus Bajul Ijo merupakan salah satu laga derbi paling panas di Indonesia. Menggelar laga yang berisiko besar memicu kerusuhan pada malam hari, adalah kesalahan fatal.
Saaat ditanya apa latar belakang PT LIB tidak memberikan restu, Ketua panpel Singo Edan menyebut bahwa tidak ada alasan spesifik.
Dalam hal ini, tanggung jawab terbesar atas terjadinya Tragedi Kanjuruhan ada di tangan PT LIB karena menyepelekan keamanan serta keselamatan suporter hanya demi mengejar rating semata.
3. Perketat Regulasi Suporter
Harus diakui, suporter Indonesia punya adab, etika, dan kebiasaan buruk dalam mendukung tim mereka. Lemparan botol, nyanyian provokatif, dan bahkan invasi ke lapangan, sudah menjadi hal lumrah. Tren semacam itu tidak boleh dibiarkan terus berlanjut.
Regulasi yang kuat dengan sanksi yang tegas, menjadi poin krusial yang perlu digalakkan serta dipromosikan kepada seluruh suporter untuk membangun kesadaran kolektif.