Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sepak Bola, Tragedi, dan Darah

3 Oktober 2022   13:18 Diperbarui: 3 Oktober 2022   13:22 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 174 orang, usai laga Arema vs Persebaya, 1 Oktober 20222. | Diolah dari AP Photo/Dicky Bisinglasi

Jam main liga yang digelar larut malam harus dihindari sebab kondisi hari yang sudah gelap dapat menyulitkan upaya pengamanan apabila terjadi kerusuhan, seperti yang terjadi di Kanjuruhan.

Meski korban jiwa kerapkali berjatuhan dalam pertandingan yang digelar larut malam, PSSI, PT LIB, dan pihak penyiar seolah tak mau tahu. Mereka bersikukuh menggelar laga pada jam 20.00, bahkan lebih larut, hanya demi mengejar rating. Sebagai regulator tertinggi dalam sepak bola Indonesia, PSSI terkesan takluk di hadapan PT LIB dan pihak penyiar.

Keputusan itu terbukti menjadi blunder yang menyebabkan tragedi kemanusiaan terbesar dalam sejarah sepak bola Tanah Air. Untuk mencegah tragedi yang sama, hendaknya kick-off dimajukan pada sore hari atau maksimal pukul 18.00.

Untuk diketahui, terdapat regulasi yang tertulis dalam UU Sistem Keolahragaan Nomor 11 Tahun 2022. UU itu menyebut, suporter berhak mendapatkan jaminan keamanan dan keselamatan (Pasal 103). Oleh karena itu, keputusan yang dipilih PSSI, PT LIB, dan panpel sejatinya amat berlawanan dengan regulasi.

Tragedi Kanjuruhan, (1/9/2022). | Diolah dari Kompas/ Suci Rahayu
Tragedi Kanjuruhan, (1/9/2022). | Diolah dari Kompas/ Suci Rahayu

Sebelumnya panpel Arema juga berkirim surat agar jam kick-off dapat dimajukan. Langkah itu dilakukan atas rekomendasi dari pihak keamanan. Sayangnya, usulan dari Panpel tak disetujui pihak PT LIB.

Padahal, laga Singo Edan versus Bajul Ijo merupakan salah satu laga derbi paling panas di Indonesia. Menggelar laga yang berisiko besar memicu kerusuhan pada malam hari, adalah kesalahan fatal.

Saaat ditanya apa latar belakang PT LIB tidak memberikan restu, Ketua panpel Singo Edan menyebut bahwa tidak ada alasan spesifik.

Dalam hal ini, tanggung jawab terbesar atas terjadinya Tragedi Kanjuruhan ada di tangan PT LIB karena menyepelekan keamanan serta keselamatan suporter hanya demi mengejar rating semata.

3. Perketat Regulasi Suporter

Harus diakui, suporter Indonesia punya adab, etika, dan kebiasaan buruk dalam mendukung tim mereka. Lemparan botol, nyanyian provokatif, dan bahkan invasi ke lapangan, sudah menjadi hal lumrah. Tren semacam itu tidak boleh dibiarkan terus berlanjut.

Regulasi yang kuat dengan sanksi yang tegas, menjadi poin krusial yang perlu digalakkan serta dipromosikan kepada seluruh suporter untuk membangun kesadaran kolektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun