Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sepak Bola, Tragedi, dan Darah

3 Oktober 2022   13:18 Diperbarui: 3 Oktober 2022   13:22 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 174 orang, usai laga Arema vs Persebaya, 1 Oktober 20222. | Diolah dari AP Photo/Dicky Bisinglasi

Dalam hal ini, PSSI juga memiliki andil besar dalam tragedi nahas ini lantaran mereka terbukti tidak melakukan upaya pengawasan terkait kapasitas stadion serta penjualan tiket. Beberapa regulasi dan prosedur operasional agaknya juga belum berjalan secara optimal.

Sebagai pecinta sepak bola, barangkali kita sudah amat bosan mendapat kabar duka dari lapangan hijau yang seakan-akan tidak ada habisnya. Sampai kapan nyawa generasi penerus bangsa harus terenggut sia-sia atas nama sepak bola?

Olahraga idealnya menjadi ajang untuk belajar menerima kemenangan serta kekalahan. Pasalnya, kalah dan menang adalah bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari sepak bola. Semua insan sepak bola Indonesia mempunyai peran masing-masing untuk menjauhkan potensi kekerasan dari lapangan hijau.

Di hadapan nyawa manusia, persoalan kalah dan menang tak berarti apa-apa. Bahkan, satu nyawa pun sudah terlalu mahal untuk dikorbankan di lapangan hijau. Tak ada sepak bola yang seharga nyawa manusia!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun