Dalam hal ini, PSSI juga memiliki andil besar dalam tragedi nahas ini lantaran mereka terbukti tidak melakukan upaya pengawasan terkait kapasitas stadion serta penjualan tiket. Beberapa regulasi dan prosedur operasional agaknya juga belum berjalan secara optimal.
Sebagai pecinta sepak bola, barangkali kita sudah amat bosan mendapat kabar duka dari lapangan hijau yang seakan-akan tidak ada habisnya. Sampai kapan nyawa generasi penerus bangsa harus terenggut sia-sia atas nama sepak bola?
Olahraga idealnya menjadi ajang untuk belajar menerima kemenangan serta kekalahan. Pasalnya, kalah dan menang adalah bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari sepak bola. Semua insan sepak bola Indonesia mempunyai peran masing-masing untuk menjauhkan potensi kekerasan dari lapangan hijau.
Di hadapan nyawa manusia, persoalan kalah dan menang tak berarti apa-apa. Bahkan, satu nyawa pun sudah terlalu mahal untuk dikorbankan di lapangan hijau. Tak ada sepak bola yang seharga nyawa manusia!