Mohon tunggu...
Wahyu Barata
Wahyu Barata Mohon Tunggu... Penulis - Marketing Perbankan

Wahyu Barata.Lahir di Garut 21 Oktober 1973. Menulis puisi, cerita pendek,dan artikel. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di Sari Kata, majalah Aksara , Media Bersama, Kompas, Harian On Line Kabar Indonesia, beberapa antologi bersama, dan lain-lain.Kini bekerja sebagai marketing perbankan tinggal di Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perempuan yang Selalu Mengeluh

4 Februari 2022   18:22 Diperbarui: 4 Februari 2022   18:23 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pernah ada seorang nelayan miskin yang tinggal di tepi danau, yang sekarang disebut Danau Victoria. Karena miskinnya, dia hanya mempunyai seorang istri dan seorang anak laki-laki, mereka tinggal bersama di gubuk kecil yang sangat miskin di tepi danau.

Nelayan itu mempunyai perahu tetapi sudah sangat tua dan penuh lubang sehingga dia tidak pernah dapat pergi sangat jauh dari tepian. Dia tidak bisa menempuh perjalanan ke tempat-tempat di mana nelayan-nelayan lain menangkap ikan jauh dari tepian. Hasil tangkapannya tak pernah cukup untuk dijual, hampir tidak cukup untuk memberi makan keluarga kecilnya.

Dia tidak pernah punya waktu untuk melakukan apapun selain bekerja. Meskipun hidupnya sudah cukup berat, istrinya membuatnya lebih sulit karena dia selalu mengeluh.

"Kita tidak pernah punya cukup makanan dan ada lubang di atap. Aku juga butuh kulit baru untuk membuat gaun, dan aku ingin pernak-pernik cantik untuk dikenakan di leherku seperti perempuan-perempuan lain.

Bahkan putra mereka sangat lelah mendengarkan keluhan-keluhan ibunya dan dia banyak meluangkan waktu bersama ayahnya. Tetapi di suatu pagi ayahnya berkata, "Kamu lebih baik tinggal di rumah hari ini, nak. Perahu tua ini tidak akan kuat membawa kita berdua lebih lama lagi." Dia mendorong dayung panjang dan menggerakkan perahu tua perlahan-lahan ke danau lepas. Putranya duduk di tepi dan menangis," Ya Tuhan! Kenapa kami harus miskin?" ujarnya dengan sangat sedih.

"Kau tidak perlu miskin lagi." kata satu suara.

Anak laki-laki itu terkejut dan memantau ke sekeliling, tetapi dia tidak melihat siapa-siapa.

Suara itu berkata,"Aku akan mengabulkan tiga permintaanmu - satu untuk setiap orang di keluargamu. Kalau menggunakan tiga permintaan itu dengan bijak kau tidak akan pernah menjadi miskin lagi."

Anak laki-laki itu sangat senang mendengarnya sehingga dia berlari sepanjang jalan pulang ke gubuk dan menceritakan kepada ibunya.

" Ibu bisa mengajukan satu permintaan." Dia bilang. " Hanya satu permintaan, tapi ibu bisa memiliki semua yang ibu inginkan."

Perempuan itu tidak benar-benar mempercayai anaknya, tetapi dia berkata, "Nah, kalau kau mengatakan yang sebenarnya, aku dulu berharap aku adalah gadis yang paling cantik di dunia." Segera dia berubah menjadi gadis muda yang sangat cantik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun