Mohon tunggu...
Wahyu Barata
Wahyu Barata Mohon Tunggu... Penulis - Marketing Perbankan

Wahyu Barata.Lahir di Garut 21 Oktober 1973. Menulis puisi, cerita pendek,dan artikel. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di Sari Kata, majalah Aksara , Media Bersama, Kompas, Harian On Line Kabar Indonesia, beberapa antologi bersama, dan lain-lain.Kini bekerja sebagai marketing perbankan tinggal di Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perempuan yang Selalu Mengeluh

4 Februari 2022   18:22 Diperbarui: 4 Februari 2022   18:23 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sekarang kepala suku di daerah itu sedang mencari istri bsru dan anak buahnya mencari ke mana-mana seorang istri untuknya. Ketika melihat ibu anak laki-laki itu yang menjadi perempuan tercantik di seluruh dunia, mereka memintanya untuk datang dan menemui kepala suku.

Perempuan bodoh itu sangat senang. Sehingga kepala suku harus memilihnya sebagai istri. Sehingga dia tidak mempertimbangkan suami dan putranya yang malang di gubuk mereka, dan mengikuti orang-orang itu ke pondok kepala suku, yang berdiri terpisah dari rumah-rumah yang lain.

Anak muda itu sangat marah kepada ibunya sehingga dia mengikutinya sepanjang jalan, tetapi para pengawal mencegahnya di gerbang.

"Apa yang kau inginkan, bocah?"  tanya mereka sambil mendorongnya mundur.

"Aku ingin bicara kepada ibuku." ujarnya, sambil menunjuk gadis cantik yang sekarang duduk di kaki kepala suku.

" Kau gila?" bentak para penjaga, mendorongnya menjauh.

"Gadis muda yang cantik itu, ibumu?" mereka mentertawakannya. "Dia akan menjadi istri baru kepala suku. Kalau dia mendengarmu bicara seperti itu dia akan membunuhmu dan melempar mayatmu ke kawanan hyena. Pergi!"

Putranya penuh duka sampai dia duduk di bawah pohon dan menangis.

"Kuberharap dia berubah menjadi anjing." keluhnya, tanpa memikirkan apa yang dikatakannya.

"Siapa yang membawa anjing ini ke sini?" bentak kepala suku dengan sangat marah, melihat anjing yang berdiri di atas kakinya yang semula adalah gadis cantik. " Bawa dia ke luar dari sini! Ke mana perginya gadis itu?"

Anjing malang, yang semula gadis cantik, yang semula perempuan yang suka mengeluh, berlari melalui gerbang dan putranya mengikutinya ke gubuk mereka. Nelayan itu pulang ke rumah saat itu membawa tiga ikan kecil. "Anjing siapa ini?" tanyanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun