Mohon tunggu...
Ardani Afifi
Ardani Afifi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menampik Anggapan Perempuan Jawa yang Selalu Lemah

3 April 2024   00:05 Diperbarui: 4 April 2024   07:58 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Anggapan bahwa perempuan Jawa selalu lemah dan penurut telah lama mengakar dalam budaya dan masyarakat Jawa. Stereotip ini sering kali digambarkan melalui berbagai media, seperti film, sinetron, dan cerita rakyat. Hal ini kemudian melahirkan stigma dan diskriminasi terhadap perempuan Jawa, yang dianggap tidak mampu mandiri dan mengambil keputusan sendiri. 

Sejarah mencatat bahwa perempuan Jawa sejatinya memiliki peran dan kekuatan yang bisa dibilang tidak biasa-biasa saja. Salah satu contohnya adalah Ratu Shima, raja perempuan yang memerintah Kalingga pada abad ke-7. Ratu Shima dikenal sebagai pemimpin yang tegas dan bijaksana. Beliau berhasil membawa Kalingga mencapai masa kejayaan. Contoh lain adalah kisah RA Kartini, pahlawan nasional yang memperjuangkan emansipasi wanita. Kartini mempelopori pendidikan bagi perempuan Jawa agar mereka dapat mandiri dan berdaya. 

Perempuan Jawa memiliki karakter yang kuat, seperti teguh pendirian, sabar, dan pantang menyerah. Mereka juga memiliki jiwa sosial yang tinggi dan selalu mengedepankan nilai-nilai kekeluargaan. di era modern, banyak perempuan Jawa yang menunjukkan prestasi gemilang dalam berbagai bidang. Contohnya, Najwa Shihab, jurnalis dan aktivis yang dikenal kritis dan berani dan Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan yang berhasil memberantas illegal fishing.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita juga melihat banyak perempuan Jawa yang justru menjadi tulang punggung keluarga. Mereka bekerja keras, berjualan, atau mengelola usaha untuk mencukupi kebutuhan hidup. bahkan sering kali mereka menjadi pencari nafkah utama ketika suami tidak mampu bekerja atau tidak ada. Ini menunjukkan bahwa perempuan Jawa memiliki kekuatan, kemandirian, dan daya juang yang patut dicontoh. Bukankah ini membuktikan bahwa perempuan Jawa tidak selalu digambarkan sebagai makhluk lemah yang hanya berdiam diri di rumah? 

Perempuan Jawa dikenal sebagai pemupuk nilai-nilai budaya Jawa, yang meliputi sifat lembut, sabar, berpenampilan rapi, dan senang melayani kebutuhan orang lain. Namun, ada sejumlah makna yang diberikan dalam bahasa Jawa yang menyudutkan dan peran perempuan Jawa, seperti "masak", "macak", dan "manak", yang menyatakan bahwa perempuan memiliki posisi yang berada di belakang. Perempuan Jawa dikenal mempunyai daya tahan tinggi terhadap penderitaan, yang disebut sebagai prinsip Sumarah 

Anggapan bahwa perempuan Jawa selalu lemah adalah stereotip yang keliru dan harus dilawan. Perempuan Jawa memiliki potensi dan kekuatan yang sama dengan laki-laki. Mereka mampu menjadi pemimpin, pengusaha, dan berbagai profesi lainnya.

Mari kita ubah cara pandang dan memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan Jawa untuk berkarya dan menunjukkan kemampuannya. Kita perlu mendukung perempuan Jawa agar mereka dapat mencapai potensi penuhnya dan berkontribusi dalam pembangunan bangsa.

Beberapa cara untuk menampik anggapan perempuan Jawa yang selalu lemah: Pendidikan yang setara bagi perempuan dan laki-laki, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesetaraan gender dan menghapus stigma terhadap perempuan Jawa, menggambarkan perempuan Jawa secara positif dalam media, memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai bidang.

Pada akhirnya, anggapan perempuan Jawa yang selalu lemah hanyalah mitos yang perlu kita patahkan. Perempuan Jawa memiliki sejarah panjang sebagai sosok-sosok Tangguh dan berpengaruh. mereka memiliki kekuatan fisik dan mental yang patut diapresiasi. Sudah saatnya kita menghargai dan mengakui kekuatan perempuan Jawa, bukan lagi mengungkungnya dalam stereotip yang menyesatkan dan merendahkan martabatnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun