Penting untuk menyadari bahwa ekspektasi sosial bisa menjadi jebakan jika tidak diimbangi dengan kesadaran diri. Saat kita hidup hanya untuk memenuhi pandangan orang lain, maka kita kehilangan otonomi atas hidup kita sendiri. Dan tidak ada yang lebih menyakitkan daripada menjadi asing dalam hidup sendiri.
Ritme Hidup Adalah Hak Pribadi
Setiap orang punya "lagu hidup" masing-masing. Ada yang tenang seperti alunan klasik, ada yang cepat seperti beat EDM, dan ada pula yang dinamis seperti jazz. Tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk. Yang ada hanyalah yang paling cocok untuk kita.
Menemukan ritme hidup artinya memberi ruang bagi diri untuk bertumbuh dalam keaslian. Artinya, kita berani berkata "tidak" pada jalur hidup yang tak sejalan, dan berkata "ya" pada pilihan yang membuat kita merasa hidup.
Kesehatan Mental: Menyesuaikan Ritme Adalah Kebutuhan
Banyak kasus stres, kecemasan, bahkan depresi muncul karena kita memaksa diri mengikuti irama yang bukan milik kita. Kita terus menekan diri untuk "harus bisa," "harus seperti dia," hingga kehilangan keseimbangan. Menemukan ritme hidup juga berarti menemukan cara hidup yang sehat---baik secara fisik maupun mental.
Melambat bukan berarti gagal. Menyendiri bukan berarti lemah. Mengambil waktu istirahat bukan tanda malas. Justru itulah tanda kita sedang hidup dengan ritme yang sadar.
Langkah-Langkah Menemukan Ritme Hidup Sendiri
1. Refleksi secara berkala -- Tanya diri sendiri: apakah hidup yang saya jalani ini masih selaras dengan hati dan nilai saya?
2. Kurangi konsumsi perbandingan -- Batasi waktu di media sosial dan jauhi lingkaran yang membuatmu merasa tidak cukup.
3. Kenali kebutuhan personalmu -- Tidur, makan, waktu istirahat, atau stimulasi intelektual dan spiritual adalah ritme yang bersifat unik.