Bintang baru? Biasa saja, kali.
Mendapat pujian? Apanya yang mengherankan.
Namun, ketika atributnya disebutkan, saya terbangun. Beliau seorang dosen di Fakultas Psikologi (UI).
Psikologi?
Saya, kan, mau jadi psikolog!
Informasi selanjutnya menjadi mudah bagi saya. Niniek L Karim bermain sangat baik dalam film Ibunda dan film-film selanjutnya, tak lepas dari pengalaman bermain teater yang tidak sebentar. Apalagi saya pun tahu, film-film Teguh Karya banyak bersandar pada pemain teater.
Niniek L Karie dan Jalan Kariernya
Niniek L Karim bertumbuh optimal pada dua sisi, yakni dunia akademik dan akting. Selepas S1 dan mengajar, ia juga meraih pendidikan lebih tinggi. Sementara di dunia akting, baik di teater maupun film, ia diganjar banyak nominasi dan penghargaan.
Kisah debutnya dalam film Ibunda sebagai Farida, mengantarnya meraih Piala Citra di Festival Film Indonesia (FFI) sebagai Pemeran Pendukung Wanita Terbaik. Disusul, ia menyabet penghargaan Aktris Terbaik pada Festival Film Asia Pasifik 1990 melalui film ini.
Tiga tahun berselang, perempuan dengan nama lengkap Sri Rochani Soesetio Karim ini, mengulanginya sekali lagi. Piala Citra yang sama diperolehnya melalui film Pacar Ketinggalan Kereta, juga arahan Teguh Karya.
Di antara banjir nominasi dan gelar terbaik dalam seni peran yang dimainkannya, tentu ada yang lebih istimewa. Pengajar Psikologi Sosial ini menerima "Lifetime Achievement Award" melalui Indonesian Movie Actors Awards 2023.
Diyakini, ilmu di ranah akademik yang ditekuninya, menjadi kunci suksesnya dalam seni peran. Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari manusia dan perilakunya, selaras dengan olah peran berbasis karakter-karakter yang bermain di sana.