Mohon tunggu...
koirul anam
koirul anam Mohon Tunggu... Freelancer - Lelaki biasa yang mencintai dunia literasi.

Kehidupan penuh ragam pilihan.Berusaha menjadi kewajiban. Ketentuan sudah digariskan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seharusnya Bahagia

9 Januari 2019   12:06 Diperbarui: 9 Januari 2019   18:47 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

By: Wong Desa

****

Di saat mentari mulai condong, seharusnya

Namun tak jua tampak diri

Terlena dibalik hamparan kabut kelam

Terdiam 

membisu

Hai lihatlah!

Sesekali dia tersenyum simpul

Menyibak tirai mendung kelabu

Seolah ikut menyaksikan 

Menikmati

Gemulai rintik rinai menari

Dihembus sepoi bayu melambai

Dan tengok pun!

Riuh kicau burung berdendang

Lantunkan sanjak elok

Bahkan terlalu menawan untuk disiakan

Lalu mengapa aku masih ragu

Entahlah

Koirul Anam

Serutim Kobi   090118

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun