Mohon tunggu...
kholik pawahid rizki siregar
kholik pawahid rizki siregar Mohon Tunggu... Mahasiswa prodi ilmu Al-Qur'an dan tafsir Uin Syarif Hidayatullah Jakarta

Sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pencuri dalam Diri: Saat Nafsu Menyamai Senjatamu

10 Juli 2025   11:57 Diperbarui: 10 Juli 2025   12:00 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tak disangka, ternyata tukang sampah itu adalah seorang Wali Allah. Ia mengetahui isi hati pemuda ahli ibadah tersebut. Sayangnya, ibadah yang dilakukan oleh pemuda itu hanyalah ibadah lahiriah, sementara tukang sampah itu jauh lebih unggul karena ia melakukan ibadah hati---ia telah mensucikan hatinya dan memperbaiki hubungannya dengan Allah Yang Maha Kuasa.

Maka, mendengar ucapan tukang sampah tersebut, sang pemuda lantas menangis. Ia telah merasa ibadahnya lebih baik dari tukang sampah, dan meremehkan pekerjaan orang lain---padahal tukang sampah itu adalah seorang Wali Allah.

Ia berkata dalam hatinya:
"Astaghfirullah, orang ini mengetahui ucapan buruk yang terlintas dalam hati saya. Saya tidak mengetahui kadar seseorang di sisi Allah. Padahal dia hanyalah orang awam---aku tak menyangka bahwa dia adalah Wali Allah."

Pemuda itu pun lantas meminta maaf atas kesalahannya.

Ini adalah sebuah pelajaran berharga bagi pemuda ahli ibadah tersebut.
Orang yang disangkanya hina, justru jauh lebih mulia di sisi Allah Swt.

Maka, berbaik sangkalah kepada setiap orang!
 Maka, mendengar ucapan tukang sampah tersebut, sang pemuda lantas menangis. Ia telah merasa ibadahnya lebih baik dari tukang sampah, dan meremehkan pekerjaan orang lain---padahal tukang sampah itu adalah seorang Wali Allah.

Ia berkata dalam hatinya:
"Astaghfirullah, orang ini mengetahui ucapan buruk yang terlintas dalam hati saya. Saya tidak mengetahui kadar seseorang di sisi Allah. Padahal dia hanyalah orang awam---aku tak menyangka bahwa dia adalah Wali Allah."

Pemuda itu pun lantas meminta maaf atas kesalahannya.

Ini adalah sebuah pelajaran berharga bagi pemuda ahli ibadah tersebut.
Orang yang disangkanya hina, justru jauh lebih mulia di sisi Allah Swt.

Maka, berbaik sangkalah kepada setiap orang!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun