Udara kematian sudah menunggu di waktu senja
Aku menjemput kematian saat matahari sudah mulai tenggelam Bersama hingar-bingar kehidupan yang masih penuh dusta
Kucoba hatiku kusiram dengan dzikir ruh Ilahi
Sebelum nafasku hilang dari tubuh dan udara
Senandung dzikir Kematian
Bentuk kepasrahanku di waktu senja
Saat menghadapi maut yang mulai terselip di nafas kehidupan
Aku akan terbang selaksa rembulan tanpa jeda
Saat kematianku tiba di waktu hari yang mulai gelap
Senandung dzikir Kematian
Menuju kehidupan yang dijanjikan Ilahi
Akan sebuah nafas dunia yang mulai sirna ditelan tubuh-tubuh yang mulai rapuh
Hingga menuju tanah yang sudah siap menyatu dengan jasadku
Baktiku kepada Ilahi
Kan ku ukir bersama senandung dzikir Kematian
Nafas yang mulai tersengal
Kematian sudah mulai menjemput di waktu senja
Bersama gelap yang pekat mulai menutup semesta
Bersama mata yang sudah tak mampu terbelalak kembali
Karena mata sudah ditutup dengan nafas terakhir di waktu hati berdzikir
Bentuk kepasrahan menghadapi maut yang mulai mendekat
Hingga menjemput tubuh menuju tanah-tanah kematian
Senandung dzikir Kematian
Ku ucap dengan penuh darah yang menggigil
Karena kematian sudah tiba
Hingga aku tak mampu bernafas kembali
Sampailah waktu tubuhku menjemput  tanah Adam manusia pertama yang lahir di semesta raya