Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengumpulkan Air Mata

20 Agustus 2022   07:12 Diperbarui: 20 Agustus 2022   07:28 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kala langit masih menghitam

Para prajurit kolonial mengumpulkan penduduk yang tak berdosa

Menginterogasi setiap kepala

Jika penduduk tidak memberi informasi dengan benar

Kepala akan pecah di tembus peluru senapan

Dada para penduduk akan berlumuran darah

Penderitaan penduduk di negeri jajahan

Semakin luka membara

Antara kematian dan kehidupan tak berjarak

Sungguh keadaan penduduk dalam cengkraman kedzaliman

Penuh dengan luka dan duka dalam tubuh-tubuh lara

Penderitaan penduduk di negeri jajahan

Terasa di sanubari jiwa atma

Berbaring dalam kesedihan yang mendalam

Kemerdekaan telah di rampas oleh mereka bangsa kolonial

Dia mengelola negeri jajahan dengan tangan-tangan besi

Jika ada pejuang yang melawan

Maka antara kematian dan kehidupan tak berjarak

Sudah tak terhituang jumlah para pejuang yang gugur di tanah-tanah juang

Sungguh penderitaan di negeri jajahan

Mengiris hati sanubari

Hukum milik mereka yang berkuasa

Hukum rimba menjadi jalan yang di tempuh oleh para kaum kolonial

Mengumpulkan air mata duka

Sepanjang hari dari mereka penduduk yang terjajah

Setiap waktu dan kapan saja

Jika mereka para kaum konial haus akan darah

Maka pemduduk di negeri jajahan

Menjadi sasaran puluru dan sangkur yang siap memenggal setiap tubuh-tubuh yang luka

Sungguh menyedihkan keadaan di negeri jajahan

Mengumpulkan air mata menjadi jalan menghilangkan penderitaan sesaat

Karena sewaktu-waktu kaum kolonial akan membumi hanguskan segala yang ada di tubuh-tubuh penduduk dalam cengkraman penjajahan

Mengumpulkan air mata luka

Jalan meluapkan kesedihan yang begitu mendalam

Hidup di negeri jajahan

Sudah tak ada hukum dan keadilan

Tinggal menunggu antara kematian dan kehidupan yang sudah tak berjarak

Penderitaan hidup di negeri jajahan

Penderitaan mata batin dan penderitaan di tubuh-tubuh yang penuh luka

Lalu kapan kemerdekaan akan datang di negeri yang terjajah?

Semua harus di rebut kemerdekaan dengan menyusuri air mata dan darah

Maka mengumpulkan air mata luka

Menjadi pelecut semangat mengobarkan perlawanan

Kalau tidak para pemuda dan pemudi siapa lagi yang berjuang?

Maka perjuangan kemerdekaan dan bangkit jalan sebuah muara tujuan sebuah kehidupan berbangsa dan bernegara

Menjadi negara yang berdaulat dan negara yang merdeka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun