Setelah ribuan hari
Puisiku dalam pemakaman luka tanpa bunga
Tanpa tanda batu nisan dan tanpa permohonan
Setelah aku menyebut aksara
Aku ingin hidup kembali bersama puisi
Jangan engkau bungkam kata dan bahasa baitku
Karena ini bahasa lahir dari pemakaman luka
Setelah lama di kubur hidup-hidup
Tanpa ada yang berziarah
Burung gagak hitam terlihat
Mengendap-ngendap ingin memangsa aksara yang kutulis
di waktu senja di makan rembulan
Sementara angin bersama dedaunan gugur satu persatu
Saat letupan kata dan aksara tumbuh kembang dari pemakaman luka
Bahasa luka dan lara
Sudah memenuhi kewajiban untuk dimakamkan kala itu
Supaya luka dan lara sirna di himpit bumi aksara
Maka ini hari bersama senja
Puisiku lahir kembali dari pemakaman luka
Setelah lama bersembunyi di balik tanah dan pasir
Bersama cacing-cacing tanpa kata
Puisiku lahir kembali dari pemakaman luka
Bumi aksara mulai dalam tatanan yang tidak wajar
Bila penyair datang tanpa irama
Bahkan diksi-diksi dan satiran diabaikan begitu saja
Lalu puisi mau jadi apa?
Tapi jangan engkau hiraukan
Karena puisi ini lahir kembali dari pemakaman luka
Maka aksara dan kata di lumat
Menuju singgasana pesakitan
Menghiraukan kata baku
Apalagi kata-kata yang membosankan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI