Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisiku Lahir Kembali dari Pemakaman Luka

3 Juli 2022   22:45 Diperbarui: 3 Juli 2022   23:28 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Setelah ribuan hari

Puisiku dalam pemakaman luka tanpa bunga

Tanpa tanda batu nisan dan tanpa permohonan

Setelah aku menyebut aksara

Aku ingin hidup kembali bersama puisi

Jangan engkau bungkam kata dan bahasa baitku

Karena ini bahasa lahir dari pemakaman luka

Setelah lama di kubur hidup-hidup

Tanpa ada yang berziarah

Burung gagak hitam terlihat

Mengendap-ngendap ingin memangsa aksara yang kutulis

di waktu senja di makan rembulan

Sementara angin bersama dedaunan gugur satu persatu

Saat letupan kata dan aksara tumbuh kembang dari pemakaman luka

Bahasa luka dan lara

Sudah memenuhi kewajiban untuk dimakamkan kala itu

Supaya luka dan lara sirna di himpit bumi aksara

Maka ini hari bersama senja

Puisiku lahir kembali dari pemakaman luka

Setelah lama bersembunyi di balik tanah dan pasir

Bersama cacing-cacing tanpa kata

Puisiku lahir kembali dari pemakaman luka

Bumi aksara mulai dalam tatanan yang tidak wajar

Bila penyair datang tanpa irama

Bahkan diksi-diksi dan satiran diabaikan begitu saja

Lalu puisi mau jadi apa?

Tapi jangan engkau hiraukan

Karena puisi ini lahir kembali dari pemakaman luka

Maka aksara dan kata di lumat

Menuju singgasana pesakitan

Menghiraukan kata baku

Apalagi kata-kata yang membosankan

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun