Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Infobesia

Bertugas di Gabus, Pati, Jateng. Direktur sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. Redaktur Media Didaktik Indonesia [MDI]: bimbingan belajar, penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah bereputasi SINTA. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Cerbung: Jejak Hikmat Pak Bijak [doea]

17 September 2025   02:36 Diperbarui: 17 September 2025   02:36 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi by kam/ai

"Olahraga ini dasarnya untuk kesehatan dan kebersamaan. Tapi lihatlah, betapa cepat orang berubah---dari sorak gembira menjadi hujatan, dari tawa menjadi amarah. Rupanya, bola bukan hanya urusan kaki, tapi juga urusan hati yang mudah terbakar."

Babak kedua berlangsung lebih menegangkan. Suara teriakan, tepuk tangan, dan hentakan kaki bercampur jadi satu. Ketika Indonesia akhirnya menang tipis 2--1, seluruh penonton bersorak seolah desa mereka baru saja menaklukkan dunia.

Pak Bijak berdiri, menepuk tangan juga. Tapi ia berbisik pada dirinya sendiri:

"Beginilah karambol olahraga. Efek sampingnya bisa luar biasa: menyatukan, menghibur, tapi juga bisa memancing amarah dan fanatisme berlebihan. Kita harus belajar membatasi diri. Jangan sampai semangat ini membuat kita lupa pada akal sehat."

Usai nobar, warga berangsur pulang. Jalanan desa dipenuhi obrolan riuh tentang gol-gol, peluang, dan wasit yang dianggap berat sebelah. Pak Bijak berjalan pelan menuju rumah, ditemani suara jangkrik yang kini lebih terdengar setelah keramaian mereda.

Di depan pintu rumah, ia berhenti sejenak menatap langit. Bintang bertaburan, indah dan tenang---bertolak belakang dengan hiruk-pikuk nobar tadi.

"Ah, manusia memang seperti bola. Bisa memantul ke mana saja, bisa melambung tinggi, bisa juga jatuh terhempas. Yang penting, jangan sampai hilang arah dan hanya jadi permainan bisnis orang-orang besar."

Ia masuk ke rumah, tersenyum pada istrinya yang sudah menyiapkan teh hangat. Malam itu ditutup dengan perasaan campur aduk: antara gembira karena Indonesia menang, dan resah karena melihat wajah asli masyarakat yang mudah terbakar euforia.

Episode 2 menutup dengan refleksi: olahraga bukan sekadar hiburan, tapi bisa membawa dampak besar---positif maupun negatif---tergantung cara manusia mengelolanya.

BERSAMBUNG ke Episode 3 -- Sandiwara Politik

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun