Mohon tunggu...
Khairiati
Khairiati Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa pendidikan bahasa Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Motivasi Seorang Anak Perantau

8 Januari 2024   15:55 Diperbarui: 8 Januari 2024   16:08 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Nama saya khairiati. Saya lahir di aceh jaya , 06 mei 2003. saya adalah anak bungsu dari tiga bersaudra. Ayah saya bernama Alm Bustami dan ibu saya bernama Syarifah. Semasa ayah saya masih ada ia bekerja sebagai seorang petani, sedangkan ibu saya sebagai ibu rumah tangga.

Saya dulu bersekolah di SD Negeri 1 Panga, SMP Negeri 1 Panga, dan melanjutkan sekolah di SMK Negeri 1 Panga, sekarang saya sedang menempuh pendidikan di salah satu Universitas di kota Banda Aceh. Saya mengambil jurusan pendidikan Bahasa Indonesian (S1), masuk pada tahun 2020. Saya berkuliah di salah satu Universitas di kota Banda Aceh dengan bantuan biayasiswa yang di berikan oleh pemerintah Provinsi Aceh.

Dulu saat saya masih bersekolah di SMK Negeri 1 Panga saya mengambil jurasa Angribisnis Tanaman Pangan dan Holtikultura (ATPH). Waktu saya sudah memasuki semester dua di kelas XII SMK saya di tawarkan untuk mengambil SNMPTN di salahsatu Universitas di Aceh Barat yaitu Universitas Teuku Umar (UTU).

saat itu saya tidak berniat melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, dikarnakan kondisin ayah saya yang sedang sakit berat dan keuangan keluarga yang semakin menipis. Seminggu setelah kelulusan salah seorang guru menawarkan kembali kepada saya untuk melanjutkkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan biaya siswa KIP Aspirasi. Setelah saya memikirkan kembali dan membicarakan dengan orang tua saya, akhirnya saya memutusakan untuk melanjutkan pendidikan kejenjang perguruan tinggi di salah satu Universitas di kota Banda Aceh dan alhamdilillahnya saya lewat tes.

Hari telah berlalu dan sampailah pada jadwal pendaftaran ulang ke Banda Aceh. Di hari ke berangkatan saya ke Banda Aceh saya sangat merasa sedih dikarenakan ayah saya sedang dirawat di salah satu rumah sakit yang ada di Aceh Jaya. Sedangkan saya harus pergi sendirian di saat semua teman-teman saya diantar oleh orang tua mereka masing-masing. Sesudah pendaftaran berlangsung saya langsung kembali ke Aceh Jaya .

Singkat cerita perkulihan pun dimulai secara daring dikarnakan pandemi covid-19 sedang marak-maraknya. Saat perkuliahan dimulai dan kondisi ayah saya yang semakin hari semakin memburuk membuat saya khawatir serta tidak bersemangat untuk mengikuti perkuliahan yang sedang berlangsung.

Tepat tanggal 06 Desember, pagi minggu saya melihat ibu saya sangat kalut dengan kondisi ayah saya yang semakin memburuk, terlebih pula keluarga besar sudah berkumpul ke rumah saya. Pada pukul 11.00, ayah saya menghembuskan nafas terakhirnya. saya merasakan kehilagan yang sangat dalam seakan-akan dunia teras hancur.

Waktupun berlalu sampailah dimana saya harus meninggalkan ibu saya di rumah, dan saya harus pergi ke Banda Aceh untuk melanjutkan pendidikan. Dikarenakan covid-19 sudah mulai berkurang dan perkulihanpun sudah aktif kembali walaupun harus mematuhi protokol kesehatan, seperti memakai masker dan menjanga jarak dengan orang-orang sekitar.

Semester demi semesterpun beralalu sampailah pada semester tiga tahun 2021. Pada semester ini saya sangat merasa bingbang mau melanjutkan ke tahap berikutnya atau hanya samapai di semester tiga ini. Setelah beberapa watu saya berfikir dan memutuskan untuk melanjutkan sampai dengan selesai, dikarnakan saya sering menonton motivasi-motivasi yang membuat saya ingin melanjutkan perkulihan ini samapi mendapatkan gelar S, Pd. Sehingga saya bisa membuat ibu merasa bangga dengan pencapaian saya selama ini.

Perlu kalian ketahuin, saya seorang pengemar K-POP. Disaat saya merasa tidak ingin melanjutkan berkuliah, saya sering menonton vidio atau lagu yang tertera di dalam lirik tersebut. Vidio dan lagu mereka yang beredar di sosial media sudah bersubtitle, sehingga saya memahami arti dan makna yang disampaikan. Banyak makna yang tersirat dalam lagu-lagu mereka, sehingga membangkitkan semagat saya untuk terus maju dan love your self.

Tidak mudah bagi saya untuk sampai dititik ini, banyak rintangan yang sudah saya lalui. Yang awalnya saya enggan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, dikarenakan kondisi ayah saya yang mengalami sakit parah selama 13 tahun silam sampai ia menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 06 Desember 2020. Di mana saya dan ibu merasa sangat kehilangan. Tidak sampai di situ, pada semester tiga juga saya kehilangan semangat untuk melanjutkan perkuliahan. Ternyata saya bisa melawan semua rasa keegoisan saya., hingga sampailah pada tahap ini. Sekarang saya telah sampai pada tahap akhir diperkuliahan.

Kata-kata terakhir saya "Jangan takut jatuh karena yang tidak pernah memanjatlah yang tidak pernah jatuh. Janga takut gagal, karena yang tidak pernah gagal hanya orang-orang yang tidak pernah melangkah. Jika kamu lelah dengan perkuliahanmu, maka lihatlah orang tuamu yang menginginkanmu memakai baju toga dan mendapatkan gelar di belakang namamu."

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun