Meningkatnya kesadaran spiritual masyarakat dan pemangku kepentingan terhadap pentingnya relasi manusia--Tuhan dalam pembangunan, melalui ritual, tempat suci, dan keterlibatan keagamaan.
Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan berbasis komunitas. Programprogram padat karya, penggunaan produk lokal, pemberdayaan masyarakat adat atau lokal memberi dampak pada kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat.
Konservasi lingkungan dan pelestarian budaya berjalan lebih baik di daerah yang menerapkan THK secara kuat --- seperti pengelolaan ruang terbuka hijau, mangrove, menjaga kesucian kawasan suci, pengelolaan sampah dan limbah yang lebih memperhatikan dampak ekologis.
Dalam pendidikan, siswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih holistik, sensitif terhadap lingkungan dan masyarakat, bukan hanya aspek akademik teknis. Ini mendukung pengembangan karakter yang seimbang (ilmu + nilai + kepekaan lingkungan).
b. Tantangan
Instrumen operasional yang kurang jelas: Meskipun filosofi THK diakui, dalam kebijakan teknis banyak aspek belum diatur secara rinci (indikator, standar, mekanisme monitoring & evaluasi).
Komitmen politik dan administratif: Untuk mewujudkan THK dalam praktik butuh keberanian politik, koordinasi lintas perangkat daerah, dan dukungan dari atasan. Ada risiko bahwa THK hanya menjadi slogan atau persyaratan administratif (contoh: IMB) tanpa diikuti kontrol dan sanksi.
Ketidaksiapan masyarakat/praktisi: Baik masyarakat, pemangku adat, birokrat, maupun pengembang mungkin belum memiliki pemahaman yang memadai tentang THK, atau belum dilengkapi kapasitas untuk menerapkannya secara konsisten.
Benturan kepentingan ekonomikomersial: Pembangunan pariwisata, investasi besar, penggunaan lahan yang menguntungkan ekonomi jangka pendek sering kali bertentangan dengan preservasi lingkungan atau adaptasi sosial budaya. Investor bisa menolak komitmen tambahan yang memakan biaya atau menghambat keuntungan. Misalnya KEK KuraKura menolak investor yang tidak sejalan visi THK. Denpost - Strategi Sukses di Bali
Globalisasi dan modernisasi: Salah satu dilema adalah bagaimana menjaga nilai-nilai lokal THK tetap hidup di tengah arus globalisasi, urbanisasi, dan tuntutan teknologi serta ekonomi yang cepat berubah.
5. Implikasi untuk Pendidikan IPA dan Pengelolaan Organisasi