Mohon tunggu...
Tishia
Tishia Mohon Tunggu... Menulis

Ada diantara pikiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Depan Piring Kosong

25 Agustus 2025   00:56 Diperbarui: 25 Agustus 2025   00:56 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Uang ditarik dari meja makan
hingga piring jadi semakin kosong.

Mereka bilang demi masa depan,
tapi yang tumbuh hanyalah gedung asing
di tanah yang jauh,
sementara rumah kecil di sini
harus mengencangkan ikat pinggang.

Defisit.
kata itu seperti lubang
yang setiap hari kami jatuh ke dalamnya,
sementara kursi-kursi empuk
tetap terisi penuh.

Aku bertanya pelan,
bisakah sebuah janji yang tak ditepati
dikembalikan?
atau memang tugas kami
hanya membayar,
diam,
dan merawat luka
yang dianggap wajar

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun