Mohon tunggu...
Feliciano K. Sila
Feliciano K. Sila Mohon Tunggu... Relawan - Peziarah di Jalan Kehidupan

Menulis untuk menghidupi ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seruling Anak Gembala

13 Agustus 2020   21:21 Diperbarui: 13 Agustus 2020   21:25 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mentari perlahan mulai condong ke Barat, setelah menempuh perjalanan panjang sedari terbit di Timur, kuning keemasan menghiasi horizon, romantis, sendu nan teduh.

Dari balik bukit lamat-lamat terdengar seruling anak gembala, merdu melantunkan tembang kenangan, melangkah tenang di belakang kawanan sapi yang berbaris teratur pulang ke kandang. 

Senja bulan Agustus, saat mentari condong ke Barat ada rasa rindu nan sendu, duduk menikmati lantunan seruling merdu anak gembala dan tatapan jauh pergi hingga ke balik bukit, menemani mentari perlahan turun merangkal malam. 

Suara merdu seruling anak gembala perlahan hilang terbawa angin senja dan sapi-sapi mulai berbaring tenang. Di setiap nada ada nyanyian rindu anak negeri, di setiap tarikan napas ada pesan kehidupan. Senja kuning keemasaan ini meninggalkan rindu seluas padang, mata sendu memandang ke batas pulau namun hati damai menikmati hidup dalam lantunan melodi seruling anak gembala. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun