Film animasi Jumbo karya Visinema Studios telah mencuri perhatian publik dengan kisah produksi yang penuh tantangan dan pencapaian luar biasa. Dibutuhkan waktu lima tahun dan melibatkan hampir 200 kreator untuk mewujudkan film ini. Namun, perjalanan panjang tersebut tidak lepas dari berbagai kisah menarik di balik layar.
1. Proses Produksi yang Memakan Waktu Lima Tahun
Produksi Jumbo dimulai pada tahun 2019 dan baru selesai pada tahun 2024, menjadikannya salah satu film animasi dengan proses produksi terpanjang di Indonesia. Setiap detik animasi dalam film ini terdiri dari 24 frame yang digambar secara manual, memerlukan ketelitian dan dedikasi tinggi dari seluruh tim produksi.
2. Melibatkan Lebih dari 200 Kreator
Film ini merupakan hasil kolaborasi lebih dari 200 kreator lokal dari berbagai bidang, termasuk animator, penulis naskah, pengisi suara, dan musisi. Visinema Studios menekankan bahwa Jumbo adalah 100% karya anak bangsa, menunjukkan potensi besar industri animasi Indonesia
3. Debut Sutradara Ryan Adriandhy
Ryan Adriandhy, yang sebelumnya dikenal sebagai komika dan pemenang ajang Stand Up Comedy Indonesia 2011, melakukan debut penyutradaraannya melalui Jumbo. Peralihan karier dari komedi ke penyutradaraan animasi menunjukkan fleksibilitas dan kreativitas Ryan dalam dunia seni.
4. Pengisi Suara dari Selebriti Ternama
Jumbo menampilkan deretan pengisi suara dari kalangan selebriti ternama Indonesia, seperti Ariel NOAH dan Bunga Citra Lestari sebagai orang tua Don, serta Cinta Laura Kiehl, Angga Yunanda, dan Ratna Riantiarno. Prince Poetiray mengisi suara Don versi 10 tahun, sementara Den Bagus Satrio Sasono memerankan Don kecil.
5. Detail Unik dan Easter Eggs
Film ini kaya akan detail dan referensi budaya lokal. Contohnya, nama kampung fiksi "Seruni" berasal dari gabungan kata "seru" dan "nih", menggambarkan suasana kampung yang hidup dan dinamis. Selain itu, plat nomor kendaraan "R 035 LI" dapat dibaca sebagai "Rusli", nama tokoh kepala desa dalam film ini.
6. Lagu Nostalgia sebagai Soundtrack
Sebagai pelengkap nuansa era 2000-an, lagu legendaris "Kumpul Bocah" karya Vina Panduwinata dipilih sebagai soundtrack film ini. Lagu tersebut dibawakan ulang oleh Maliq & D'Essentials, memberikan nuansa baru namun tetap mempertahankan semangat keceriaan masa kecil.
7. Prestasi Lokal yang Mendunia
Jumbo mencetak sejarah sebagai film animasi Indonesia pertama yang akan dirilis secara global di 17 negara, termasuk Turki, Rusia, dan Mongolia. Film ini juga menjadi yang terlaris di Indonesia, dengan lebih dari 1 juta penonton sejak rilis perdana pada 31 Maret 2025
8. Tantangan dalam Proses Produksi
Selama proses produksi, tim menghadapi berbagai tantangan teknis dan kreatif. Salah satunya adalah penciptaan animasi yang realistis dan ekspresif, yang memerlukan teknologi canggih dan waktu yang cukup lama. Namun, dedikasi dan kerja keras tim berhasil mengatasi hambatan tersebut, menghasilkan kualitas animasi yang
Setara dengan produksi internasional.
9. Kolaborasi dengan Institusi Pendidikan
Visinema Studios juga menjalin kerja sama dengan berbagai institusi pendidikan di Indonesia, seperti Binus University, untuk memberikan pelatihan dan pengalaman langsung kepada mahasiswa dalam industri animasi. Hal ini tidak hanya memperkaya pengalaman mahasiswa, tetapi juga memperkuat ekosistem industri kreatif di Indonesia.
10. Respons Positif dari Penonton
Setelah penayangan perdana, Jumbo menerima respons positif dari penonton dan kritikus film. Cerita yang menyentuh, animasi yang memukau, dan pesan moral yang kuat membuat film ini menjadi tontonan yang layak untuk seluruh keluarga.
11. Karakter Norman untuk Mengenang Mahar dari Laskar Pelangi
Salah satu aspek menarik dalam Jumbo adalah hadirnya karakter Norman, yang diciptakan sebagai bentuk penghormatan untuk Mahar, karakter ikonik dalam Laskar Pelangi yang diperankan oleh almarhum Tengku Firmansyah. Mahar adalah salah satu karakter yang begitu melekat di hati penonton, dengan kepribadiannya yang penuh semangat, humor, dan optimisme meskipun berasal dari keluarga yang tidak mampu. Kehilangan Tengku Firmansyah pada tahun 2021 tentu meninggalkan luka mendalam bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang mengikuti perjalanan film Laskar Pelangi.
Dalam Jumbo, karakter Norman dihadirkan untuk menghidupkan kembali semangat yang dimiliki oleh Mahar.
Norman digambarkan sebagai sosok yang ceria, penuh semangat, dan tidak pernah kehilangan harapan, meskipun menghadapi berbagai tantangan. Karakter ini bukan hanya menjadi representasi dari Mahar, tetapi juga sebagai penghargaan terhadap kontribusi besar Tengku Firmansyah dalam dunia perfilman Indonesia.
Dengan menghadirkan karakter Norman yang terinspirasi oleh Mahar, Jumbo memberikan sebuah kenangan indah bagi para penonton yang telah menyaksikan Laskar Pelangi dan menghormati peran besar Tengku Firmansyah. Kehadiran karakter ini diharapkan bisa mengingatkan kita pada nilai-nilai positif yang selalu disampaikan melalui film Laskar Pelangi, seperti semangat pantang menyerah dan pentingnya pendidikan.
Kesimpulan
Perjalanan produksi Jumbo bukan hanya sekadar proses teknis, tetapi juga cerminan dari dedikasi, kreativitas, dan semangat kolaborasi anak bangsa. Dengan segala tantangan dan pencapaiannya, Jumbo telah berhasil menempatkan animasi Indonesia di peta dunia, membuktikan bahwa karya lokal mampu bersaing di kancah Internasional.
Bagi Anda yang belum menyaksikan, Jumbo siap mengajak Anda bernostalgia dan menikmati petualangan seru bersama Don dan teman-temannya. Jangan lewatkan kesempatan untuk mendukung karya anak bangsa yang membanggakan Ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI