Film ini kaya akan detail dan referensi budaya lokal. Contohnya, nama kampung fiksi "Seruni" berasal dari gabungan kata "seru" dan "nih", menggambarkan suasana kampung yang hidup dan dinamis. Selain itu, plat nomor kendaraan "R 035 LI" dapat dibaca sebagai "Rusli", nama tokoh kepala desa dalam film ini.
6. Lagu Nostalgia sebagai Soundtrack
Sebagai pelengkap nuansa era 2000-an, lagu legendaris "Kumpul Bocah" karya Vina Panduwinata dipilih sebagai soundtrack film ini. Lagu tersebut dibawakan ulang oleh Maliq & D'Essentials, memberikan nuansa baru namun tetap mempertahankan semangat keceriaan masa kecil.
7. Prestasi Lokal yang Mendunia
Jumbo mencetak sejarah sebagai film animasi Indonesia pertama yang akan dirilis secara global di 17 negara, termasuk Turki, Rusia, dan Mongolia. Film ini juga menjadi yang terlaris di Indonesia, dengan lebih dari 1 juta penonton sejak rilis perdana pada 31 Maret 2025
8. Tantangan dalam Proses Produksi
Selama proses produksi, tim menghadapi berbagai tantangan teknis dan kreatif. Salah satunya adalah penciptaan animasi yang realistis dan ekspresif, yang memerlukan teknologi canggih dan waktu yang cukup lama. Namun, dedikasi dan kerja keras tim berhasil mengatasi hambatan tersebut, menghasilkan kualitas animasi yang
Setara dengan produksi internasional.
9. Kolaborasi dengan Institusi Pendidikan
Visinema Studios juga menjalin kerja sama dengan berbagai institusi pendidikan di Indonesia, seperti Binus University, untuk memberikan pelatihan dan pengalaman langsung kepada mahasiswa dalam industri animasi. Hal ini tidak hanya memperkaya pengalaman mahasiswa, tetapi juga memperkuat ekosistem industri kreatif di Indonesia.
10. Respons Positif dari Penonton