Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hanya Selembar Daun

12 Agustus 2020   18:02 Diperbarui: 12 Agustus 2020   18:31 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : Canva /katedrarajawen


Katedrarajawen   _Ada wejangan bijaksana, bahwa selembar daun tak akan bisa menutupi bumi, tetapi selembar daun bisa menutupi mata, sehingga bumi tak tampak lagi. 

Selembar daun memang seakan tak berarti, tetapi ia mampu menjadikan yang berharga tak berarti. 

Selembar daun benci yang menempel di hati, bisa menutupi hati yang mengasihi, sehingga bisa berlaku bukan kayaknya manusia lagi. 

Selembar daun keserakahan, begitu berkuasa menutupi rasa cukup dan puas, sehingga lupa diri tak terkendali. 

Selembar daun iri dan dengki, mampu menutupi hati untuk hidup dalam perilaku berbudi pekerti. 

Hanya selembar daun  api amarah yang terpelihara, sanggup membakar habis pahala. 

Hanya selembar daun berburuk sangka mampu menutupi seluruh  pikiran baik yang ada, sehingga menjadi dosa. 

Hanya selembar daun  kepicikan sudah bisa menutupi seluruh pikiran baik  untuk memuji orang-orang yang telah berjasa. 

Hanya selembar daun kebodohan batin, dapat menutupi kebijaksanaan, sehingga menjadi keras kepala. 

Namun ingatlah, selembar daun kebaikan yang tersedia, mampu membangkitkan seluruh kebaikan yang ada untuk menerangi semesta. 

Ingat pula selembar daun pelita kasih yang masih tersisa, akan membuka pintu kehidupan yang bercahaya. 

@refleksihati 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun