Mohon tunggu...
Jane Elvina
Jane Elvina Mohon Tunggu... siswa

seorang siswa SMA Trinitas Bandung

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si Gadis Wushu dan Bayangan Hitam

7 Maret 2025   17:28 Diperbarui: 7 Maret 2025   17:28 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(gambar anak perempuan dan sesosok bayangan)

Awalnya aku hanya mendengarkan suara itu saja namun perlahan suara itu semakin kencang dan terdengar jelas, suara itu seperti mendekatiku. Aku bangkit dari duduk dan mulai melihat ke sebuah lorong yang gelap. Perlahan aku melihat ada sesosok bayangan dari lorong itu yang berjalan keluar secara pelan. Dari jauh bayangan itu mirip dengan bayangan yang aku bayangkan saat perlombaan. Tinggi, tidak terlalu besar, dan seorang laki-laki. Semakin dekat sosok itu semakin jelas juga bentuk tubuhnya, dan juga aku dapat melihat muka dari bayangan itu. Aku kaget dan terdiam setelah aku melihat sosok itu dengan jelas. Perlahan secara tidak sadar air mata turun dan membasahi kedua pipiku. Yang tak kusangka sosok tersebut adalah kakek saya yang hilang sejak tahun 2022. Aku tak tahu apakah ini imajinasiku saja atau itu memang benar benar dia. Maksudku, memang tidak mungkin jika kakekku datang ke perlombaan secara fisik, karena aku membayangkan sosoknya sebelum memulai jurusku saat berlomba. Jadi aku tidak tahu, entah ini imajinasiku saja atau memang aku bertemu dengan arwahnya. 

Setelah melihatnya, aku berlari sekencang-kencangnya ke arah dia dan memeluknya seerat-eratnya. Tanpa berkata apapun aku memegang tangannya lalu menariknya untuk mengikutiku bertemu dengan ibuku. Setelah bertemu dengan ibuku aku berkata kepada ibu "bu, lihat ada kakek disini" sambil melihat ke arah kakekku. Muka ibuku tiba-tiba berubah menjadi sedih dan berkata "nak, kamu cape ya? Beristirahatlah, sepertinya kamu lelah. Pergilah keluar untuk mencari udara segar, ibu akan menunggumu disini" aku terdiam sejenak dan berfikir mengapa ibu sedih dan apakah ibu tidak melihat kakek? Tiba tiba kakek menarik tanganku dan berkata "sudah, ikut kakek keluar. Ayo kita cari udara segar!" aku mengangguk dan mengikuti kakek pergi keluar ruangan. 

Lalu kakekku berkata

"Dek, yang bisa melihatku cuma kamu, jadi tolong dengarkan pesan kakek ya?"

Aku mengangguk dan bertanya "iya kek, ada apa?" 

"Berlatihlah dengan rajin, kejar prestasimu, dan buat orang tuamu dan keluarga kita bangga, oh iya, satu lagi dan yang terpenting adalah jangan putus asa" jawabnya. 

Mendengar pesan yang disampaikan oleh kakek, aku hanya bisa terdiam, menunduk dan menjawab "ya kek". Tapi sebelum aku menjawab tiba tiba ada angin yang kencang berhembus di sekitarku. Aku mengangkat kepalaku dan aku tidak melihat kakekku lagi. Dia sudah pergi sebelum aku menjawabnya, tapi mungkin ia tahu bahwa aku mengerti apa yang ia katakan kepadaku. Pesan itu melekat di otakku dan tidak bisa aku lupakan. 

Tidak lama, namaku dipanggil oleh panitia, mendengar hal itu aku berlari dan berkata kepada ibuku "ibu aku mendapatkan medali perunggu". Aku memeluk ibu sambil menangis terharu bisa mendapatkan medali perunggu pada perlombaan tersebut.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun