Mohon tunggu...
Kata Kunci490
Kata Kunci490 Mohon Tunggu... Penulis Pemula

Suka nulis, makan dan main games

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Anak Mama

16 Juli 2025   13:11 Diperbarui: 16 Juli 2025   13:11 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

BAB 03.

Dua mata saling beradu dengan jarak yang hampir tidak ada. Satu tangan agak kurus terlihat bergetar. Senyum licik terlihat dengan satu alis yang terangkat. Suasana hangat berubah menjadi sangat dingin, melebihi dinginnya daerah Fairbanks, Amerika. Perlahan sepasang mata mendekati sepasang mata lainnya yang berdiri tepat dihadapannya.

"Hello, Luna - Saphira...," ucap Danar tatkala mereka benar - benar sudah berada dijarak yang sangat dekat.

Dari alam bawah sadarnya Luna seketika menjulurkan tangannya dan menyentuh dada Danar, memberikan sedikit dorongan untuk menahan tubuh lelaki lumayan tampan itu. Tawa renyah kecil terdengar dari Danar walau hanya sesaat.

Beberapa jam sebelumnya...

Di kamar kontrakkan yang tidak begitu luas, Luna terlihat sedang bersiap dengan wajah lesu dan kantung mata cukup besar tidak lupa rona kehitaman alami menghiasinya. Sesekali bibir mungilnya terbuka cukup lebar, rasa kantuk menyerang Luna tiada henti pagi itu. Bahkan untuk memegang sebuah sisir pun dirasa tidak sanggup, perlahan diletakkan sisir itu dengan pandangan masih lurus kearah pantulan dirinya di cermin. Ditepuk cukup keras kedua pipi dengan kedua tangannya, hembusan napas sangat dalam Luna terdengar jelas. Dirubah posisi duduknya menjadi lebih tegak dengan dada yang dibusungkan, ditepuk bergantian kedua lengannya dengan mengeluarkan suara penuh semangat. Perempuan muda itu berusaha mengeluarkan semangat berapi - apinya kembali.

"Luna Saphira dengar, semua kejadian semalam hanyalah mimpi. Iya, hanya mimpi. Hari ini adalah hari pertamaku kerja di perusahaan besar juga mentereng. So, semangat. Semangat...," ucapan motivasinya pagi itu dikeluarkan dengan suara tegas dan jelas hingga tenaga 0% nya, kini telah terisi kembali dan menjadi 100%.

Setelah itu dilanjutkan menata kembali wajah, rambut serta merapikan pakaiannya. Luna lalu berdiri dengan wajah yang sudah terbalut riasan natural serta rambut yang dikepang rapi. Diambil tas selempang agak besarnya, lalu dia berbalik untuk menuju ke arah pintu kamar, namun langkahnya sempat dihentikan dan dia berputar sekali lagi untuk memeriksa keadaan kamarnya sebelum benar - benar pergi.

Kini senyum hangat serta ramahnya kembali muncul, langkah kakinya pun dirasa sangat ringan. Hari itu perempuan berambut lurus kaku itu memutuskan memakai alat transportasi kereta, walaupun memakan waktu lebih lama namun bebas dari kemacetan jalanan. Setelah memindai kartu untuk memasuki peron, pandangan nya agak terkejut ketika kereta yang hendak ia tumpangi sudah mulai dikerubungi oleh para penumpang yang kebanyakan adalah pekerja seperti dirinya. Agak berlari kecil, Luna mencoba masuk menyusup diantara gerombolan orang di salah satu pintu kereta hingga akhirnya dia berhasil masuk ditambah mendapat tempat duduk dekat dengan pintu keluar. Baru saja duduk dan menghela napasnya sesaat, kedua mata Luna sudah kembali terusik oleh seorang wanita yang terlihat sedang menggendong bayinya serta membawa beberapa barang yang cukup berat. Kebetulan wanita itu berdiri tidak jauh darinya hingga Luna meraih tangan dan membuat Si Wanita menoleh kearahnya.

"Silahkan Bu...," ucap Luna sambil berdiri dan memberi ruang untuk Si Wanita berjalan kearah tempat duduk yang ditawarkan olehnya.

"Terimakasih banyak, Mbak...," jawab Si Wanita dengan senyum lebar nan hangatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun