Pertemuan kami sangat singkat karena pak Ma harus segera pergi rapat.
Pesawat bude dan Wiwi ke Singapura terbang jam 18:15. Bude hanya menginap semalam lalu pulang naik pesawat jam 12:00 dari bandara Ahmad Yani ke bandara Cengkareng dan lanjut ke Singapura bersama Wiwi.
Eyang memberi bude banyak oleh-oleh untuk ditaruh di apartemen Wiwi dan dibagi ke majikan. Mereka saat tiba di Singapura sudah malam sehingga kardus berisi oleh-oleh dibongkar besok.
Keesokan pagi hari Minggu jam 07:00.
"Wi, ini lumpia kesukaanmu sudah bunda goreng. Ini buatan budemu."
"Wah! Lumpia bude Eni yang fenomenal, akhirnya bisa kumakan!" Katanya dengan gembira. "Bunda, kardus besar itu isi apa?" tanyanya penasaran.
"Oleh-oleh untuk kita dan majikan bunda. Ngomong-ngomong, Wi, ada yang mau bunda tanyakan. Boleh tidak bunda berhenti kerja dan tinggal bersama Bintang, Bulan di rumah Depok?"Â
"Ide yang bagus sekali. Tentu saja boleh. Bunda nanti di sana tidak kesepian, ada yang temani," jawabnya dengan sangat gembira.
"Tapi, bunda yang khawatir kalau berhenti kerja nanti bikin nyonya besar sedih lalu jatuh sakit makanya, kemarin susah kuminta untuk berhenti," lanjutnya sambil mengunting tali pengikat kardus.
"Iya. Bunda rencana mau beritahu pelan-pelan. Mungkin sebulan atau dua bulan baru benar-benar resmi berhenti," jawab bude.
"Bunda, ini keripik tempe buatan eyang?" tanya Wiwi sambil mengeluarkan bungkusan keripik tempe ukuran sekilo sebanyak 10 plastik.
