Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Lima Upaya Menata Ulang Pendidikan Nasional, Jangan Sampai Jauh Panggang dari Api!

13 Oktober 2025   07:11 Diperbarui: 13 Oktober 2025   07:11 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Program pelatihan bagi guru dan siswa dalam bidang ini menjadi langkah maju, tetapi diperlukan kurikulum adaptif agar AI tidak sekadar dikenalkan, melainkan dimaknai. Pendidikan modern tidak boleh kehilangan sisi humanisnya—di sinilah tantangan terbesar kebijakan Abdul Mu’ti ke depan.

5. Tes Kemampuan Akademik: Mengukur dengan Adil, Bukan Menghakimi

Langkah terakhir yang disampaikan Abdul Mu’ti ialah penerapan Tes Kemampuan Akademik (TKA) bagi siswa SMA pada November 2025, serta SD dan SMP pada Maret 2026. Tujuannya untuk menilai capaian akademik secara objektif, sekaligus menumbuhkan motivasi belajar.

Namun, sistem evaluasi semacam ini harus berhati-hati agar tidak mengulang kesalahan masa lalu: menjadikan ujian sebagai beban, bukan sarana refleksi. TKA harus dirancang adaptif, berorientasi pada pemetaan potensi, bukan sekadar angka. Ketika penilaian menjadi alat untuk memahami, bukan menghakimi, di situlah pendidikan menemukan maknanya.

Evaluasi yang adil akan menumbuhkan budaya belajar yang sehat. Di sinilah esensi reformasi pendidikan yang diimpikan: siswa yang berpikir kritis, bukan sekadar pencari nilai.

Penutup: Dari Strategi Menuju Transformasi Nyata

Strategi lima langkah Abdul Mu’ti ibarat peta jalan baru pendidikan nasional: konkret, terukur, dan bernapas masa depan. Namun, setiap strategi hanya berarti jika dijalankan dengan keberpihakan pada kualitas, bukan sekadar kuantitas. Pendidikan sejati adalah gerakan panjang yang menuntut konsistensi, kolaborasi, dan kesadaran moral kolektif.

Seperti pernah diungkapkan Nurcholish Madjid, “Pendidikan adalah proses memanusiakan manusia.” Maka, keberhasilan lima strategi ini bergantung pada sejauh mana kita memanusiakan para pendidik dan peserta didik di dalamnya. Bila dilaksanakan dengan hati, strategi ini bukan sekadar kebijakan, melainkan tonggak baru menuju Indonesia yang tercerahkan. Wallahu a'lam

Disclaimer:

Artikel ini merupakan analisis independen atas pemberitaan publik dan tidak mewakili pandangan resmi institusi mana pun.

Daftar Pustaka:

  1. Hasanul Rizqa. (2025, 9 Oktober). Abdul Mu’ti Ungkap 5 Strategi Tingkatkan Kualitas Pendidikan. Republika.co.id. https://www.republika.co.id/berita/strategi-pendidikan-abdul-muti
  2. Kompas.com. (2025, 22 September). Abdul Mu’ti Tinjau Digitalisasi Pembelajaran di Cimahi. https://www.kompas.com/pendidikan
  3. CNN Indonesia. (2025, 10 Oktober). Mendikdasmen Fokus pada Peningkatan Kompetensi Guru. https://www.cnnindonesia.com/nasional
  4. Liputan6.com. (2025, 11 Oktober). Beasiswa Guru: Harapan Baru Dunia Pendidikan. https://www.liputan6.com/edukasi
  5. Detik.com. (2025, 9 Oktober). 5 Fokus Abdul Mu’ti untuk Sekolah Indonesia. https://www.detik.com/edukasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun