Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Bisakah Lima Jari Menjadi Panduan Hidup?

18 September 2025   21:07 Diperbarui: 18 September 2025   21:07 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Hidup sering kali rumit karena kita lupa belajar dari hal-hal yang paling sederhana." (YouTube Anies Baswedan)

Bisakah Lima Jari Menjadi Panduan Hidup?

"Hidup sering kali rumit karena kita lupa belajar dari hal-hal yang paling sederhana."

Oleh Karnita

Pendahuluan

Pernahkah kita membayangkan bahwa lima jari di tangan bisa menjadi guru kehidupan? Simbol yang begitu dekat ternyata mampu memberi arah baru dalam memahami diri dan dunia sekitar. Edward Suhadi melalui bukunya Panduan Lima Jari (Jakarta: Insight Unlimited, 2015) berhasil meramu kesederhanaan ini menjadi tuntunan yang sarat makna.

Dalam derasnya arus kehidupan modern, orang kerap mencari formula instan untuk meraih sukses dan kebahagiaan. Buku ini hadir untuk menenangkan pencarian itu dengan bahasa ringan dan reflektif. Edward mengajak pembaca melihat ke dalam diri, menggunakan simbol jari sebagai cermin nilai hidup yang sederhana, tetapi aplikatif.

Menariknya, karya ini sempat mendapat sorotan luas setelah diulas oleh Anies Baswedan di kanal YouTube pribadinya. Hal tersebut menunjukkan bahwa gagasan Edward tidak hanya relevan di ranah personal, tetapi juga beresonansi dengan tokoh publik yang dikenal reflektif. Dari situlah buku ini semakin menegaskan makna baru: hidup bisa lebih indah bila kita belajar dari hal-hal paling dekat.

Jempol: Optimisme sebagai Titik Awal

Bab pertama menghadirkan jempol sebagai simbol optimisme. Edward mengibaratkan jempol sebagai tanda dukungan dan apresiasi, mengingatkan kita bahwa setiap langkah hidup butuh semangat positif. Optimisme di sini bukan sekadar rasa senang, melainkan sikap dasar untuk memulai sesuatu dengan penuh keyakinan.

Rangkuman ini menekankan bahwa tanpa optimisme, manusia mudah terjebak dalam sikap ragu dan cemas. Dengan jempol, Edward seakan menegaskan bahwa dukungan pertama datang dari diri sendiri. Dari sanalah energi untuk melangkah lahir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun