Pengalaman pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) memberi pelajaran penting. Badan Otorita dengan kewenangan besar dan dana melimpah belum tentu menghasilkan progres yang nyata. Justru, kritik atas lambannya pembangunan IKN menimbulkan pertanyaan serupa bagi Otorita Tanggul Laut.
Risiko pemborosan dan lemahnya akuntabilitas kembali mengintai. Megaproyek yang dikelola otorita rawan diselimuti kepentingan politik dan ekonomi sempit. Tanpa transparansi, publik akan sulit mengawasi bagaimana triliunan rupiah digelontorkan.
Di titik ini, prinsip tata kelola pemerintahan yang bersih menjadi kunci. Otorita harus memastikan partisipasi publik, audit independen, dan keberlanjutan ekologis. Jika tidak, tanggul laut hanya akan menambah daftar panjang megaproyek setengah jadi.
5. Jalan Alternatif: Pemulihan Lingkungan dan Investasi Sosial
Ada jalan lain yang lebih berkelanjutan selain membangun beton raksasa. Pemulihan ekosistem pesisir, penanaman kembali mangrove, serta perbaikan drainase kota bisa menjadi solusi. Biayanya jauh lebih murah dan manfaatnya lebih lestari.
Selain itu, dana raksasa bisa diarahkan pada pendidikan dan kesehatan sebagai investasi sumber daya manusia. Pulau Jawa bukan hanya menghadapi krisis banjir, tetapi juga krisis sosial yang bisa meruntuhkan fondasi bangsa. Pendidikan berkualitas dan kesehatan yang merata adalah benteng sejati Indonesia.
Refleksi ini mengingatkan bahwa pembangunan sejati tidak selalu terlihat megah. Terkadang, ia sederhana: menanam pohon, memperbaiki sekolah, atau memberikan gizi untuk anak. Justru langkah-langkah kecil itu yang menyiapkan bangsa menghadapi ombak besar.
Penutup
Akhirnya, proyek Tanggul Laut Pantura menyisakan pertanyaan besar: apakah kita sedang membangun perlindungan, atau menciptakan ancaman baru? Biaya fantastis, risiko ekologis, serta terpinggirkannya rakyat kecil menjadi catatan kritis yang tak boleh diabaikan.
"Bangsa yang besar bukanlah bangsa yang membangun tanggul setinggi langit, tetapi bangsa yang menjaga akar-akar kehidupan warganya." Jika visi Indonesia Emas 2045 ingin terwujud, pilihan arah pembangunan harus bijak, adil, dan berpihak pada rakyat. Beton bisa runtuh, tetapi investasi pada manusia akan abadi. Wallahu a'lam.Â