Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Senyum yang Hilang, Menyingkap Luka Perundungan di Sekolah

9 Agustus 2025   12:17 Diperbarui: 9 Agustus 2025   12:17 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
DPN (16) bersama ibunya, Asiyah di rumahnya di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, (8/8/2025).(KOMPAS.COM/FADLAN M. Z.)

Masyarakat dan komunitas memiliki peran strategis dalam mendukung upaya anti-bullying. Kampanye kesadaran dan edukasi publik tentang bahaya bullying perlu digalakkan secara luas.

Kerjasama antar komunitas, lembaga sosial, dan sekolah memperkuat jejaring pengawasan dan penanganan bullying. Pembentukan kelompok dukungan sebaya (peer support) dapat menjadi ruang aman untuk berbagi dan membantu korban.

Kurangnya perhatian masyarakat terhadap bullying harus dijawab dengan peran aktif komunitas dan keterlibatan media dalam edukasi publik.

Refleksi bahwa bullying bukan hanya persoalan sekolah, tetapi masalah sosial yang perlu tindakan bersama.

Penutup

Kasus yang dialami siswa di SMA Negeri 1 Purwokerto mengingatkan kita bahwa setiap anak berhak belajar di lingkungan yang aman dan bebas dari kekerasan. Komitmen bersama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat sangat penting untuk mewujudkan hal tersebut. "Pendidikan yang bermakna lahir dari lingkungan yang aman dan penuh kasih," kata seorang pendidik.

Dengan menekankan empati, pendidikan karakter, dan pendampingan holistik, kita bisa mencegah bullying dan membentuk generasi masa depan yang sehat secara psikologis. Mari jadikan sekolah ruang suci pembelajaran, bukan tempat ketakutan. Seperti kata Jane Elliott, aktivis anti-bullying, “Tidak ada yang dilahirkan untuk membenci; kebencian itu diajarkan, dan itu bisa dilawan dengan pendidikan dan kasih sayang.”

Disclaimer:

Artikel ini berdasarkan sumber berita dari Kompas.com dan analisis editorial. Pendapat dalam artikel adalah interpretasi penulis yang bertujuan memperkaya diskursus publik tentang perundungan di sekolah.

Daftar Pustaka

Kompas.com. (2025, 9 Agustus). Cemas dan Sedih Asiyah, Anaknya yang Ceria Jadi Pendiam Sepulangnya MPLS di SMA Purwokerto. https://regional.kompas.com/read/2025/08/09/055433378/cemas-dan-sedih-asiyah-anaknya-yang-ceria-jadi-pendiam-sepulangnya-mpls-di?page=all#page2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun