Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Bukan Sekadar Tampil: Membangun Personal Branding dari Nol dengan Nilai dan Integritas

19 Juni 2025   10:18 Diperbarui: 19 Juni 2025   10:18 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Branding bukan soal seberapa sering seseorang tampil, tapi seberapa bernilai kehadirannya (YouTube)

Namun, buku ini juga berisiko terlalu menyederhanakan perjuangan mempertahankan konsistensi, terutama bagi mereka yang berjuang secara ekonomi atau emosional. Tetap perlu ada ruang untuk membahas burnout dan jeda sebagai bagian dari proses branding yang sehat.

3. Nilai sebagai Inti dari Branding

Branding bukan soal seberapa sering seseorang tampil, tapi seberapa bernilai kehadirannya (YouTube)
Branding bukan soal seberapa sering seseorang tampil, tapi seberapa bernilai kehadirannya (YouTube)

Bagi Derick, branding bukan soal seberapa sering seseorang tampil, tapi seberapa bernilai kehadirannya. Ia mengajarkan pentingnya memiliki "sesuatu untuk diberikan", baik itu ide, solusi, atau inspirasi. Hal ini membuat konsep personal branding tidak lagi sebatas impresi, tetapi kontribusi.

Di tengah dunia yang dipenuhi konten kosong dan pencitraan, pendekatan ini terasa sangat membumi. Derick mendorong pembaca membentuk citra dari dalam, bukan dari teknik pemasaran luar semata. Ia menempatkan keaslian, nilai, dan kebermanfaatan sebagai tiga pilar utama.

Namun, buku ini belum menyentuh cukup dalam soal bagaimana menyeimbangkan antara memberi nilai dan mempertahankan ruang privat. Dalam praktik, banyak pembuat konten kesulitan membedakan batas antara personal dan publik.

4. Persona yang Menjembatani Merek dan Manusia

Derick memperkenalkan konsep "persona" sebagai simpul antara personal branding dan brand korporat. Ini penting dalam konteks saat banyak perusahaan besar memilih bekerja sama dengan individu yang kredibel secara digital. Personal branding menjadi modal bukan hanya untuk dikenali, tetapi dipercaya.

Konsep ini sangat tepat sasaran, terutama bagi pembaca yang bekerja di bidang kreatif, komunikasi, atau kewirausahaan. Persona bukan pencitraan palsu, melainkan representasi diri yang dikurasi dengan nilai dan niat.

Namun demikian, pendekatan ini masih minim refleksi kritis terhadap kemungkinan manipulasi persona demi kepentingan komersial. Buku ini bisa lebih kaya jika mengulas batas-batas etika dalam memainkan persona publik.

5. Keteladanan Sebagai Dampak Branding

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun