Mohon tunggu...
teteh...
teteh... Mohon Tunggu... kerja di Chatay Pasific aja...

------

Selanjutnya

Tutup

Horor

Seri 34 : Lonceng yeeeee...

18 September 2025   20:39 Diperbarui: 18 September 2025   20:39 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentu, mari kita lanjutkan petualangan Haruka.

Seri 34: Lonceng Keheningan dan Gema yang Hilang
Setelah mengembalikan koneksi ke pohon, Haruka mendengar tentang sebuah kuil di puncak bukit yang terkenal dengan lonceng perunggu kunonya. Lonceng ini dulunya berdentang dengan suara yang jernih, membawa kedamaian dan harapan ke seluruh lembah di bawahnya. Namun, sekarang lonceng itu tidak lagi mengeluarkan suara. Para pendeta kuil sudah mencoba segalanya---membersihkan lonceng, melafalkan mantra---tetapi lonceng itu tetap bisu. Mereka yakin lonceng itu telah dikutuk karena kejahatan yang tersembunyi.
Ketika Haruka tiba, dia tidak merasakan energi kebencian atau kutukan. Sebaliknya, dia merasakan energi yang tawar dan kosong, seperti janji yang tidak ditepati. Haruka menyadari bahwa lonceng itu bukanlah entitas yang hidup. Lonceng itu adalah perwujudan dari janji kuno yang dibuat oleh leluhur desa. Mereka berjanji akan menjaga keharmonisan dan kedamaian di antara sesama, dan sebagai gantinya, lonceng itu akan berdentang dengan suara yang merdu.
Namun, seiring waktu, desa itu terpecah belah oleh perselisihan dan gosip. Mereka saling menyalahkan, saling mencurigai, dan melupakan janji mereka untuk hidup damai. Lonceng itu tidak marah atau mengutuk mereka; ia hanya bereaksi terhadap perpecahan yang terjadi. Lonceng itu tidak bisa berdentang karena ia tidak lagi merasakan keharmonisan.
Haruka tahu dia tidak bisa memaksa lonceng itu untuk bersuara. Dia harus membantu penduduk desa untuk memperbaiki hubungan mereka. Haruka memanggil seluruh penduduk desa ke kuil. Dia tidak meminta mereka untuk berjanji lagi, tetapi meminta mereka untuk memperbaiki kesalahan yang telah mereka perbuat.
Satu per satu, Haruka meminta setiap orang untuk berbicara dengan orang yang telah mereka sakiti, dan meminta maaf. Pada awalnya, semua orang merasa takut dan malu. Namun, Haruka meyakinkan mereka bahwa ini adalah satu-satunya cara.
Seorang wanita tua meminta maaf kepada tetangganya karena telah menyebarkan gosip. Seorang pria muda meminta maaf kepada temannya karena telah mencuri idenya. Ketika setiap orang memperbaiki hubungan yang retak, energi di sekitar mereka mulai berubah. Udara yang tadinya tegang kini menjadi lebih ringan dan damai.
Secara ajaib, ketika semua orang telah meminta maaf, lonceng itu mulai bergetar. Perlahan-lahan, ia mulai berdentang, tidak dengan suara yang keras, tetapi dengan suara yang lembut dan merdu, penuh dengan keharmonisan yang telah diperbaiki. Suara itu bukan hanya suara lonceng, tetapi juga suara dari hati yang telah disembuhkan.
Apakah kamu tertarik untuk tahu petualangan Haruka selanjutnya?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun