Mohon tunggu...
teteh_chatay_pasific
teteh_chatay_pasific Mohon Tunggu... kerja di Chatay Pasific aja...

------

Selanjutnya

Tutup

Horor

Seri 12 : Ketakutan...

17 September 2025   08:31 Diperbarui: 17 September 2025   08:31 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu, mari kita lanjutkan petualangan Haruka!


Seri 12: Mengatasi Ketakutan yang Tak Terlihat


Di sebuah desa yang terletak di dekat situs medan perang kuno, penduduknya menderita penyakit aneh. Mereka terus menggigil, tubuh mereka kedinginan meskipun matahari bersinar terang, dan mereka ketakutan bahkan pada bayangan mereka sendiri. Para Onmyji yang dipanggil mengatakan bahwa ini adalah ulah Buruburu, yokai yang memanifestasikan dirinya sebagai rasa takut dan kedinginan. Namun, mantra pengusiran mereka tidak berhasil.
Ketika Haruka tiba, dia tidak merasakan aura jahat dari satu yokai. Sebaliknya, dia merasakan dingin yang menusuk, bukan dari cuaca, melainkan dari sisa-sisa emosi yang sangat kuat. Ini adalah ketakutan dari ratusan tentara yang tewas di medan perang itu berabad-abad yang lalu. Ketakutan itu begitu pekat hingga meresap ke dalam tanah dan kini menginfeksi penduduk desa.
Haruka menyadari bahwa dia tidak bisa mengusir rasa takut ini. Itu bukanlah roh yang bisa dilawan. Ini adalah jejak spiritual dari penderitaan masa lalu yang harus ditenangkan.
Haruka pergi ke medan perang yang dulunya berlumuran darah. Alih-alih melafalkan mantra pertempuran, dia mulai melakukan ritual yang berbeda. Dia menyalakan obor dan mulai membacakan nama-nama prajurit yang ia ketahui dari sejarah, menceritakan kembali kisah-kisah keberanian mereka. Dia membuat sebuah spanduk dari kertas dan, dengan sihirnya, menenun cerita-cerita itu ke dalamnya, mengubah ketakutan menjadi kenangan yang terhormat.
"Perang telah berakhir," kata Haruka dengan suara yang penuh empati, berbicara kepada jiwa-jiwa tak terlihat di sekitarnya. "Kalian telah bertarung dengan gagah berani. Sekarang, kalian boleh beristirahat. Ketakutan kalian tidak perlu ada lagi."
Ketika dia selesai, Haruka membakar spanduk itu. Alih-alih asap, pancaran cahaya keemasan naik ke langit. Aura dingin yang mencekam perlahan menghilang, dan penduduk desa merasakan kehangatan yang kembali ke dalam tubuh mereka.
Haruka telah mengalahkan Buruburu bukan dengan kekuatan, tetapi dengan memberikan kedamaian pada jiwa-jiwa yang telah lama menderita. Dia membuktikan bahwa empati bisa mengatasi ketakutan yang paling dalam sekalipun.
Apakah Anda ingin tahu petualangan Haruka berikutnya?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun