Puisi: Kuta, Kau Jadi Saksi
Ombak Kuta memecah, serupa air mata yang jatuh.
Pasir basah, menyimpan jejak kakimu yang hilang.
Dulu, kita tertawa di bawah langit senja,
Melihat jingga yang perlahan menghilang,
Sama seperti janjimu, yang kini tak lagi nyata.
Deburan ombak kini tak lagi merdu,
Hanya membawa bisikan sepi yang menusuk.
Di bibir pantai yang dulu hangat,
Kini aku berdiri sendiri,
Menggenggam kenangan yang sudah jadi puing.
Lampu-lampu mulai menyala di kejauhan,
Menyembunyikan wajahku yang basah.
Kini, Kuta bukan lagi tempat bahagia kita,
Tapi sebuah museum luka,
Tempat aku menyimpan patah hati.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI