Mohon tunggu...
kangdandy
kangdandy Mohon Tunggu... Mahasiswa

Cool

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Mengenal dan Mengelola Emosi Sejak Dini: Fondasi Penting untuk Anak Sekolah Dasar

25 April 2025   21:50 Diperbarui: 25 April 2025   21:16 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengenal dan Mengelola Emosi Sejak Dini: Fondasi Penting untuk Anak Sekolah Dasar

Masa kanak-kanak adalah fase emas yang penuh dengan gejolak emosi. Anak-anak sekolah dasar, meskipun terlihat ceria dan polos, sebenarnya sedang mengalami perkembangan emosi yang sangat dinamis. Mereka bisa tertawa lepas dalam satu menit, lalu menangis tersedu di menit berikutnya. Sayangnya, tidak semua anak paham bagaimana cara mengenali dan mengelola perasaan tersebut. Di sinilah pentingnya pendidikan Bimbingan dan Konseling (BK) hadir  untuk membantu anak mengenal dunia batinnya sendiri.

Emosi: Bahasa Pertama Sebelum Logika

Emosi adalah bahasa awal yang digunakan anak-anak dalam merespons dunia sekitar. Ketika mereka merasa kecewa karena tidak dipilih menjadi ketua kelompok, atau marah karena mainannya direbut teman, semua itu adalah bagian wajar dari perkembangan jiwa mereka. Namun tanpa bimbingan, emosi-emosi tersebut bisa berubah menjadi ledakan perilaku negatif seperti tantrum, membantah guru, bahkan menarik diri dari pergaulan.

Pengelolaan emosi sejak dini bukan hanya soal "menenangkan" anak yang sedang marah, tetapi mengajarkan mereka apa nama perasaannya, mengapa ia muncul, dan bagaimana meresponsnya dengan sehat. Anak yang mampu mengenali emosinya akan lebih mudah mengontrol diri, menyelesaikan konflik, dan menjalin hubungan sosial yang baik.

Sekolah Bukan Hanya Tempat Belajar, Tapi Juga Tempat Merasa

Dalam konteks sekolah dasar, guru dan konselor berperan besar dalam membentuk kecerdasan emosional anak. Bimbingan yang terstruktur seperti sesi konseling kelompok, permainan ekspresif, hingga aktivitas menggambar emosi dapat menjadi alat bantu yang efektif. Anak diajak untuk menyebutkan perasaannya ("Aku sedang kesal karena..."), bukan memendam atau mengekspresikannya dalam bentuk agresi.

Aktivitas sederhana seperti "pojok perasaan" di kelas, atau "kartu emosi harian", bisa jadi media yang membantu anak belajar jujur terhadap dirinya sendiri. Ini juga membuka ruang bagi guru untuk lebih memahami kondisi psikologis siswa secara individu.

Manfaat Jangka Panjang

Anak yang diajarkan mengelola emosi sejak dini cenderung tumbuh menjadi remaja yang stabil, tidak mudah stres, dan mampu mengambil keputusan dengan tenang. Mereka juga memiliki empati yang lebih tinggi, mampu menenangkan diri saat frustrasi, serta lebih jarang terlibat konflik sosial.

Sebaliknya, anak yang tidak dibimbing secara emosional bisa mengalami ledakan emosi tak terkendali, kesulitan dalam berkomunikasi, hingga merasa terasing di lingkungan sosialnya.

Peran Orang Tua Tidak Kalah Penting

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun