Di saat manusia riuh mencari bahan gurauan, aku justru makin sibuk menertawakan diri sendiri. Tak ada sejengkal pun dari anggota tubuh apalagi nuraniku yang tak bisa kutertawai. Tertawa dalam arti sebenar-benarnya.
Lantaran aku biasa merasa paling tahu
Padahal aku sendiri masih tersesat dalam rimba kedunguan
Aku tak berhenti mengenyangkan diri
sementara di sekitarku berjejer perut memelas untuk lekas diisi
Aku bisa-bisanya terus menghimpun kuasa
sementara di sekelilingku semakin banyak yang tak berdaya
Sepanjang waktu aku tak berhenti tertawa
Apakah aku ini masih punya nurani
Atau sebenarnya aku ini memang bukan manusia
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!