Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Puisi | Peristiwa Merintihnya Air

20 Oktober 2019   12:54 Diperbarui: 20 Oktober 2019   13:00 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: nicepik.com

Berawal dari bimbingan akar yang merimbun oleh dedaunan, memancar membawa harapan kehidupan sebenar, mengalir menuruni lembah membasahi tiap celah yang ada, menyuarakan gemericik kedamaian nan semesta, mengajak siapapun untuk larut dalam irama kehidupan

mendaki gedung tinggi tempat penguasa membagi negeri, mengisi kendi-kendi perbehendaraan kesadaran, meluncur tercampak hingga melewati selokan. Air tetap air, ikhlas memberi dan di tinggalkan

Ke mana hendak bermuara tak membuat resah, ketempat mulia atau tergenang mengqndung nista tak putus asa, mengalir selama gravitasi kehidupan memanggil, mengabdi tanpa pamrih sekalipun dicaci, tak pernah jera menjadi saksi dunia, tak pernah lelah hadirkan penghilang dahaga

Ketika melewati mata mungkin itu pembawa duka, menciptakan petaka ketika tatanan kehidupan terlupa, kembali tersenyum berikan makna. Air adalah air, tempat kejernihan sering terkorbankan, menanggung derita setelah dimanfaatkan.

Bagan batu 20 oktober 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun