Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Langit-langit Kayu

16 Juli 2019   03:42 Diperbarui: 16 Juli 2019   04:02 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada ruang kosong hampa udara, di tengah gulungan daun hijau menjuntai. Setengahnya serpihan cakrawala tengah membadai, hijau biru warna melekat pada ikat

Tersapu angin butiran debu tak menyentuh, jangan roboh tiang penyanggah matahari. Jangan oleng samudera jingga di atas awan, setidaknya sampai esok pagi

Langit-langit kayu terkesan rapuh, gambarkan sejuta ragu yang tak menentu. Hujan naik dari dahan, daun rindang sejuk pemandangan

Langit-langit kayu tak mungkin rubuh, tangan-tangan halus menyokong setiap pintu. Tanpa pamrih tanpa upeti, hanya bakti pada pohon tinggi

Bagan batu 16 juli 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun